Siapapun tokoh yang akan digandeng Jokowi sebagai bakal cawapresnya,
dipastikan akan bisa membantu pemenangan di pilpres dan akan mampu
bekerja sama dengan di pemerintahan berikutnya.
Politisi senior PDI Perjuangan (PDIP), Pramono Anung menjelaskan,
beberapa waktu terakhir ini, Jokowi memang mengunjungi sejumlah
tokoh-tokoh Islam. Hal itu merupakan bagian dari komitmen kebangsaan
Jokowi dalam memaknai relaitas bahwa mayoritas penduduk Indonesia memang
warga beragama Islam.
"Tapi apakah itu diartikan beliau menggandeng tokoh Islam sebagai
cawapres? Yang penting siapapun yang digandeng Pak Jokowi, akan bisa
memenangkan pertarungan di 9 Juli," tegas Pramono Anung di Jakarta,
Senin (5/5).
"Dan tak ada perbedaan dalam bekerja, seperti Pak Jokowi dengan Pak FX Rudi di Solo, dan Jokowi dengan Pak Ahok di Jakarta."
Dia melanjutkan PDIP dan Jokowi tak punya jarak dengan Islam
tradisional. Bisa dilihat dari bagaimana dekatnya hubungan Megawati
Soekarnoputri dan almarhum Gus Dur, atau Bung Karno dengan kakek Gus
Dur.
"Dan suatu kegembiraan ketika Pak Jokowi meminta Ibu Khofifah Indar
Parawansa jadi jubirnya. Proses ini bukan yang secara tiba-tiba,
melainkan yang panjang secara kultural, tradisi," jelasnya.
Lalu terkait kunjungan Jokowi ke KH Maimun Zubaer, Ketua Majelis
Syariah PPP, Pramono tak menolak atau mengiyakan bahwa itu sebagai
sinyal PPP merapat ke Jokowi. Pramono menyatakan hal itu merupakan
bagian dari komunikasi yang terjadi.
"Yang jelas kita membuka diri kepada siapapun, termasuk dengan PPP," tukasnya. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar