Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimain Iskandar memastikan bahwa PKB berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Nasional Demokrat (NasDem). Koalisi ini pun siap mendukung Joko Widodo dalam pemilihan presiden (Pilpres) Juli mendatang.
“Banyak kecocokan antara PKB dan PDIP, antara lain mengenai konsep perubahan demokrasi di Indonesia, bentuk pemerintahan Indonesia ke depan, dan kekuatan presidential. Selain itu kita berdua sama-sama dekat dengan warga NU (Nahdlatul Ulama),” ujar Muhaimain Iskandar yang kerap disapa Cak Imin ini.
Pengamat Komunikasi Politik, Hendri Satrio mengaku agak kaget dengan keputusan PKB bergabung bersama dengan PDIP dan NasDem. Menurutnya, PKB selama ini sudah mendapat kenikmatan saat berkoalisi dengan Partai Demokrat.
“Sebenarnya tidak diduga juga bahwa PKB akhirnya mengambil keputusan bergabung dengan PDIP. Karena selama ini, PKB sudah mendapatkan kenikmatan yang luar biasa ketika berkoalisi dengan Partai Demokrat. Sementara itu, dengan PDIP dan NasDem tidak bisa seperti itu karena kedua partai ini sudah menentukan aturan koalisinya,” ujar Hendri.
Pengamat Politik dari Universitas Paramadina itu menambahkan awalnya PKB diduga akan membuat poros koalisi baru. “Namun tampaknya Muhaimin mulai menyadari bahwa elektabilitas dia tidak kuat untuk menjadi cawapres (calon wakil presiden). Selain itu, PKB juga mulai menurunkan posisi tawarnya yang tadinya berharap menjadi cawapres, sekarang menjadi bagian yang diajak bicara untuk menentukan cawapres,” kata Hendri.
Menurut Hendri, dengan bergabunganya PKB dengan PDIP dan NasDem maka akan memperkuat posisi Jokowi sebagai capres. Kekuatan ketiga partai ini diprediksi akan mencapai sekitar 34%. "Dan ini sudah sangat aman untuk maju ke pilpres,” lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Sekjen Partai NasDem, Willy Aditya menyambut baik dukungan yang diberikan oleh PKB terhadap koalisi PDIP dan NasDem.
“Kita terbuka dengan dukungan yang diberikan oleh PKB karena ini akan memperkuat platform presidensial yang akan kita bentuk. Berdasarkan hasil pertemuan antara Pak Tjahjo Kumolo (Sekjen PDIP) dan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, dalam koalisi ini akan ada partai pengusung dan pendukung. Di mana NasDem sebagai partai pengusung bersama PDIP, sementara partai lain adalah pendukung,” kata Willy.
Menurut Willy, NasDem tidak akan mempermasalahkan siapa dan dari partai mana yang akan menjadi cawapres Jokowi. "Kalau nanti cawapresnya dari PKB tidak apa-apa, sebab yang paling penting adalah cawapres harus memiliki elektabilitas yang tinggi. Sudah dibahas oleh Pak Surya dan Bu Mega. Satu lagi harus mempunyai rasa, chemistry dengan Pak Jokowi,” ujar Willy.
Sebelum menyatakan berkoalisi dengan PDIP dan NasDem, sebenarnya PKB sendiri telah memiliki nama-nama cawapres yang akan diusung. Di antaranya adalah Jusuf Kalla, Mahfud Md, Muhaimin Iskandar, dan Rhoma Irama. Namun, setelah berkoalisi Muhaimin menegaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan PDIP untuk memutuskan.
“ PKB akan berposisi untuk patuh pada keputusan koalisi mengenai siapapun cawapres pendamping Jokowi,” tegas Muhaimin. [Ttd/metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar