Calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) kalah suara dari
capres yang diusung Gerindra Prabowo Subianto berdasarkan hasil survei
Lembaga Survei Nasional (LSN).
Namun kekalahan Jokowi di warga
nahdliyin pada survei tersebut tidak terjadi pada responden yang mengaku
dekat dengan Muhammadiyah.
Menurut temuan LSN, dukungan warga
Muhammadiyah terhadap Jokowi memang sedikit lebih tinggi dari pada
terhadap Prabowo. Dari 17,2 persen responden yang merasa dekat dengan
Muhammadiyah, sebanyak 26,1 persen mengaku akan memilih Jokowi.
"Sedangkan
bakal capres Partai Gerindra Prabowo Subianto dipilih oleh 18,9 persen
responden dan bakal capres Partai Golkar ARB dipilih oleh 15,5 persen
responden," kata Direktur Eksekutif LSN Umar S. Bakry dalam rilisnya,
Senin (5/5/2014).
Namun mengingat jumlah warga yang merasa dekat
dengan NU jauh lebih banyak dari pada yang merasa dekat dengan
Muhammadiyah, wajar jika Jokowi mencurahkan upayanya yang luar biasa
untuk merebut hati warga nahdliyin.
"Tapi usaha Jokowi itu tidak
akan mudah membuahkan hasil, mengingat mayoritas responden yang merasa
dekat dengan NU dan menyatakan akan memilih Prabowo, ternyata mengaku
sudah mantap," ujar Umar mengklaim.
Usaha konkrit yang dimaksud
Umar yaitu upaya Jokowi yang gencar menyambangi tokoh-tokoh senior
Nahdlatul Ulama (NU) untuk mendulang dukungan dari puluhan juta warga
warga nahdliyin.
LSN dalam surveinya menanyakan kepada
responden, apakah Anda merasa dekat atau kurang dekat dengan sejumlah
ormas keagamaan yang ada di Indonesia. Sebanyak 55,9 persen menyatakan
merasa dekat dengan NU. Kemudian sebanyak 17,2 persen responden
menyatakan merasa dekat dengan Muhammadiyah. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar