Calon Presiden PDIP Joko Widodo
menemui Ketua Majelis Syariah KH Maimun Zubair. Hal itupun memunculkan
wacana koalisi PDI Perjuangan dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sekjen PPP M Romahurmuziy
pun angkat bicara mengenai hal tersebut. "Ya saya kira kunjungan Pak
Jokowi yang dilakukan bukan hanya ketua Majelis Syariah tetapi lebih
kepada tokoh-tokoh kunci di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) dan
Muhammadiyah sejak hari Sabtu dan Minggu," tutur pria yang akrab
dipanggil Romi itu di Gedung DPR, Jakarta, Senin (5/5/2014).
Ia mengatakan pertemuan dengan tokoh Islam dapat membentengi Jokowi
dari isu SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan) yang muncul
menjelang pemilihan presiden. Apalagi, Jokowi juga telah menunjuk Ketua
Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa sebagai juru bicara pemenangan
presiden.
"Tokoh-tokoh umat yang salama ini menjadi garda terdepan
mempertahankan kepentingan politik umat tentu tidak gegabah, dalam
memberi dukungan apalagi sekelas Khofifah untuk menjadi Jubir itu ada
ketua umum basis Islam perempuan terbesar di Indonesia. Sehingga salah
satu menghapuskan isu yang serta merta isu SARA yang selama ini di
tujukan ke Pak Jokowi," kata Ketua Komisi IV DPR, itu.
Pertemuan Jokowi dengan tokoh-tokoh Islam, ujar Romi, sekaligus ini
memberikan sinyal mengenai politik keumatan. Romi mengatakan Jokowi dan
PDIP terbuka bagi politik keumatan.
"Sehingga ini menimbulkan bahwa persoalan di republik ini tidak akan
bisa selesai hanya dengan satu kelompok saja. Harus ada spektrum pelangi
nusantara, yang memastikan bangsa ini selesai, baik dari kalangan
nasionalis dan dari kalangan agamis," tuturnya.
Sedangkan mengenai koalisi, Romi mengatakan sesuai dengan amanat Mukernas maka PPP telah membentuk tim 9 untuk melakukan komunikasi politik.
"Besok malam kita juga akan melakukan rapat tim 9 untuk melakukan
auditing terhadap komunikasi polittik yang berlangsung selama beberapa
hari terakhir," kata Romi. [tribunnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar