Senin, 05 Mei 2014

Plus Minus Mahfud dan Jusuf Kalla untuk Jokowi

Mahfud Md dan  Jusuf Kalla menjadi kandidat paling kuat untuk mendampingi calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo dalam pertarungan pemilihan presiden 2014. Hasil Saiful Mujani Research and Consultan menyebutkan keduanya bila dipasangkan dengan Jokowi bisa mengungguli calon presiden lain pada pemilihan presiden 9 Juli mendatang, dengan tingkat elektabilitas 46 sampai 47 persen.
Menurut peneliti Saiful Mujani Research and Consultan Djayadi Hanan, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Djayadi, Jokowi membutuhkan pendamping yang memenuhi tiga kriteria. "Memiliki kapasitas di makro ekonomi, bidang hukum, dan pergaulan internasional," kata dia saat dihubungi Tempo, Senin (5/5/2014).
Sejumlah kalangan internal, misalnya, menyebutkan calon wakil presiden pendamping Jokowi harus punya pengetahuan ekonomi, punya jaringan luar negeri yang kuat, dan berpengalaman di bidang pemerintahan. Sokongan dari partai dan basis massa terutama para kiai juga penting. Mahfud dan JK juga didukung sejumlah kiai.
Mahfud, kata Djayadi, mempunyai pengalaman di bidang hukum. Rekam jejak pria asal Madura, Jawa Timur, itu selama memimpin Mahkamah Konstitusi juga bagus (meski relarif waktunya singkat). "Namun belum punya pengalaman di ekonomi makro dan pergaulan internasional," tutur Djayadi. "Tapi kekurangan itu bisa ditutupi."
Adapun Jusuf Kalla, menurut Djayadi, memiliki keunggulan di bidang ekonomi. Sebab, pria kelahiran Sulawesi Selatan itu memiliki latar belakang pengusaha. "Meski bergerak di ekonomi makro, dia tahu persoalan ekonomi pada umumnya dibandingkan Mahfud," ucap Djayadi.
Namun, Djayadi meneruskan, mantan Wakil Presiden itu tidak memiliki kemampuan di bidang hukum. "Tapi Jusuf Kalla mempunyai pengalaman saat membantu proses perdamaian di Aceh dan Thailand," ujar Djayadi.
Berdasarkan dukungan pemilih, Djayadi mengungkapkan, Mahfud masih lebih unggul dibandingkan Jusuf Kalla. Mahfud, kata Djayadi, memiliki basis dukungan dari Partai Kebangkitan Bangsa. "Jusuf Kalla belum diketahui apakah mendapat dukungan dari Golkar," ujar Djayadi.
Djayadi menambahkan, Jusuf Kalla cukup populer di Sulawesi Selatan. Bahkan hampir di seluruh Sulawesi. "Kecuali di Sulawesi Utara," tutur Djayadi.  [tempo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar