Menurut survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) terus menurun . Bahkan elektabilitas Jokowi menurun tajam.
Menanggapi hasil survei itu, politikus senior PDIP Pramono Anung yakin dalam waktu dekat elektabilitas Jokowi akan kembali naik. Menurutnya, menurunnya elektabilitas Jokowi karena gubernur DKI Jakarta itu masih sibuk.
"Saya lihat semua sedang terfokus pada pemilu legislatif, beliau juga saat ini masih menjadi gubernur. Sehingga dia (Jokowi) tidak seekstra seperti capres yang lain. Tapi saat ini dia bisa mengatur waktu, Sabtu Minggu dia bisa berkeliling-keliling," kata Pramono di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/5/2014).
Pramono juga membantah menurunnya elektabilitas Jokowi karena terjadi perpecahan di internal PDIP. Terutama isu dari kubu Puan Maharani.
"Enggak ada, saya enggak melihat itu menjadi faktor," ujarnya.
Kemarin SMRC merilis hasil surveinya. Menurut peneliti Senior SMRC Sirajuddin Abbas, apabila koalisi nanti dibangun hanya berdasarkan tiga poros, PDIP, Golkar dan Gerindra, maka kandidat yang bersaing kompetitif hanya Prabowo dan Jokowi. Menurut dia, perolehan suara Capres Golkar Aburizal Bakrie tidak pernah di atas perolehan partai yakni 15 persen.
Abbas mengungkapkan, pada bulan Maret 2013, elektabilitas Jokowi naik dari 41 persen dan mencapai 51 persen di bulan Desember. Namun merosot tajam di bulan Februari menjadi 39 persen dan naik lagi di bulan Maret menjadi 52 persen, kemudian turun jadi 47 persen di April 2014.
"Kenaikan Jokowi lebih rendah ketimbang Pak Prabowo, kalau dilanjutkan bisa naik terus dan bertemu mungkin di bulan Juli," ujar Abbas saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Minggu (4/5).
Untuk Prabowo, kata dia, bulan Juni 2013 tingkat elektabilitas hanya 20 persen, namun di bulan April 2014 mencapai 32 persen. Sementara Ical, stagnan di kisaran 14 sampai 9 persen. [has/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar