Jumat, 30 Mei 2014

Jokowi Lebih Berkarakter ketimbang Prabowo

Salah satu isu yang disorot dari pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilihan presiden 2014 adalah pandangannya terhadap dunia inernasional.
Hal ini dianggap penting mengingat di kancah internasional, politik global demi kepentingan nasional sangat vital bagi negara.
Menurut pengamat politik dan hubungan internasional Pusat Studi dan Kajian Andalusia, Zainal Abidin, sikap dan pandangan capres sangat menentukan posisi dan nilai tawar negara. Dari sikap itu pula, kata dia, pola hubungan internasional yang akan terbentuk dapat dibaca.
“Berhadapan dengan asing bukan soal pemimpin yang kuat atau lemah, tapi soal integritas, rasionalitas, kekuatan visi untuk kemudian saling menghargai,” katanya ketika dihubungi, Jum’at (30/5/2014).
Ia menambahkan, jika hanya mengandalkan kekuatan kekuasaan, maka sulit bagi Indonesia bersaing dengan negara-negara maju.
Bahkan, lanjut dia, modal kekuatan bisa dengan mudah diperalat pihak asing. Ia mencontohkan saat Indonesia dipimpin Presiden Soeharto. "Contohnya Soeharto, sebagai presiden jelas sangat kuat, tapi buktinya tetap didikte asing,” kata Zainal.
Ia menyatakan, di era persaingan global, pihak asing cenderung mengendalikan negara dengan cara halus. Terutama terhadap presiden yang punya vested interest dalam bisnis, pihak asing sangat mudah menancapkan kendali.
“Di era sekarang, asing lebih menghormati presiden visoner. Sikap keras hanya bikin antipati,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, dari semua kandidat yang ada, sikap dan pandangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dinilai lebih berkarakter, terbuka, namun tetap mengedepankan kepentingan nasional.
Sikap ini, kata dia, kontras dengan sikap Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang terkesan keras, tanpa kompromi tapi berubah-ubah. “Itu kesan saya. Meski di visi-misinya keduanya secara substansi agak sama,” ucapnya.
Ia mencontohkan sikap Prabowo yang pada mulanya meledak-ledak kritik pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, tapi sekarang malah memuji. “Masalah ekonomi kan dikritik habis, ternyata menterinya dipilh jadi cawapres,” papar Zainal. [boy/jpnn]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar