Jumat, 30 Mei 2014

Ini Penyebab Jokowi-JK Unggul di Empat Komunitas

Jajak pendapat terakhir yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menempatkan pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla meraup suara mayoritas di empat komunitas, yakni Nadhlatul Ulama, komunitas profesi, kalangan buruh, petani, serta ibu rumah tangga. Sedangkan pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa hanya unggul di satu komunitas saja, yaitu Muhammadiyah.
Peneliti LSI Ade Mulyana saat menjelaskan hasil survei itu menjelaskan, suara pemilih dari profesi petani, buruh dan ibu rumah tangga saja mencapai 60 persen dari total pemilih. Rinciannya, komunitas petani 20,6 persen, buruh 19,8 persen dan ibu rumah tangga di luar buruh dan petani 19,2 persen.
Sementara total komunitas dari dua organisasi kemasyarakat, Muhammadiyah dan Nadhlatul Ulama hampir 50 persen jumlah pemilih. Total, komunitas NU sekitar 37,9 persen, sedangkan komunitas Muhammadiyah sekitar 9,8 persen.
"Siapapun yang menguasai mayoritas lima kantong suara itu akan terpilih sebagai Presiden RI 2014 - 2019," kata Ade dalam paparan survei LSI bertajuk "Berebut Dukungan di 5 Kantong Besar Suara : Jokowi - JK vs Prabowo - Hatta", Jumat (30/5), di Jakarta.
Menurut Ade, faktor yang menjadikan Jokowi - JK unggul di empat komunitas karena pemilih pada umumnya memilih pasangan capres-cawapres berdasarkan kesukaan pada figur kandidat. "Setelah itu kriteria selanjutnya dari preferensi pemilih kesukaan pada programnya," papar Ade.
Menurutnya, figur Jokowi - JK lebih disukai empat kantong suara itu. Sementara Prabowo - Hatta hanya lebih disukai satu kantong suara Muhammadiyah.
Figur Jokowi - JK, lanjut Ade, lebih dianggap dekat dengan rakyat dan jujur. "Mereka lebih disukai di atas 30 persen di semua kantong suara itu, kecuali di Muhammadiyah. Sebaliknya, Prabowo - Hatta lebih disukai di bawah 30 persen di kantong suara itu, kecuali Muhammadiyah," urainya.
Sayangnya, kata Ade, hingga hari ini mayoritas pemilih termasuk di lima kantong suara itu masih merasa belum tahu program yang akan diperjuangkan kedua pasang capres. Penyebabnya, selama ini tokoh yang bertarung jarang berbicara program
"Lebih banyak pemilih yang tak tahu program Jokowi di atas 80 persen, sedangkan yang tak tahu program Prabowo di atas 70 persen," jelasnya.  [boy/jpnn]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar