Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam sebuah perbincangan dengannya pernah menyatakan kemungkinan mundur dari posisi DKI-1 tersebut.
Ahok mengatakan perbincangan itu bermula dari keinginannya agar Jokowi tak mengambil cuti panjang menyusul pengusungan Jokowi menjadi bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjungan.
"Saya katakan, 'Kalau bapak cuti panjang itu akan merepotkan'," ujar Ahok saat bertandang ke Harian Kompas, Selasa (29/4/2014). Bila Jokowi cuti panjang maka Ahok akan menjadi pelaksana harian (plh) Gubernur DKI.
"Plh tidak bisa tanda tangan semua surat, kalau mimpin rapim (rapat pimpinan) tidak bisa memutuskan. Kecuali dia kasih surat kuasa ke saya," tutur Ahok menjelaskan alasan cuti panjang Jokowi bakal merepotkan.
Dengan pertimbangan tersebut, Ahok mengaku memberikan beberapa saran kepada Jokowi. "Saran saya, beliau jangan cuti panjang. Boleh cuti panjang tapi tiap Senin atau Selasa harus masuk sehingga rapim masih berjalan seperti biasa, tidak betul-betul ditinggal," sebut dia.
Atas permintaan dan pendapat itu, menurut Ahok Jokowi justru menyatakan kemungkinan dia mengundurkan diri dari posisi gubernur. "Beliau sempat tanya, 'Apa saya tidak berhenti saja supaya lebih gentleman?' Beliau ngomong gitu."
Namun, Ahok pun menolak kemungkinan Jokowi mengundurkan diri tersebut. "Saya jawab, 'Saya kan tidak ada bemper, Pak, kalau Bapak berhenti. Kalau Bapak berhenti kan Bapak belum jadi presiden. (Padahal) kalau Bapak tidak jadi presiden, tetap bisa jadi bemper sebagai DKI 1. Saya sih lebih suka kaya gini, ada bemper'," aku dia.
Menurut Ahok, Jokowi melontarkan kemungkinan mengundurkan diri juga berlandaskan pertimbangan etika politik. Namun, lagi-lagi Ahok meminta Jokowi tak mengkhawatirkan soal itu. "Saya bilang, 'Nanti saya yang jawab, Pak, kalau saya yang butuh Bapak. Kalau saya jadi sasaran tembak nanti repot,'," ujar dia.
Ahok mengatakan sampai sekarang Jokowi belum menjawab lagi pendapat dan sarannya itu. Menurut dia, saat itu Jokowi hanya memberikan senyuman sebagai jawaban. Karenanya, Ahok mengaku tak tahu apa keputusan yang akan diambil Jokowi soal hal ini.
"Beliau cuma ketawa-tawa dan senyum-senyum. Saya bahkan tidak tahu maksud senyumnya itu. Saya tidak tahu. Tapi saya pikir beliau mempertimbangkan apa yang saya bilang tadi (tidak mundur dan tidak mengambil cuti panjang). Atau kalaupun ambil cuti panjang, (Jokowi) beri saya surat kuasa," kata Ahok. [tribunnnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar