Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto
Selasa kemarin bertemu dengan Ketua Umum Partai Golongan Karya Aburizal
Bakrie (Ical). Dua petinggi partai yang sama-sama ingin maju sebagai
calon presiden itu menyebut Golkar bisa saja menjalin koalisi dengan
Gerindra.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya Akbar
Tandjung pun mengatakan kemungkinan dua partai tersebut menjalin koalisi
bisa saja terjadi. "Tentunya calon presidennya hanya satu," kata Akbar
saat berbincang dengan detikcom, Rabu (30/4/2014).
Formasinya
bisa Ical sebagai calon presiden, dan Prabowo untuk cawapres atau
sebaliknya. Seperti apa kekuatan yang dihasilkan dari koalisi dua partai
ini?
Pada pemilihan anggota legislatif 9 April lalu, Partai
Golongan Karya memperoleh suara sekitar 14,30 persen sementara Gerindra
mendapat 11,80 persen. Gabungan dua partai ini menghasilkan 26,10 persen
suara.
Di Dewan Perwakilan Rakyat, tahun ini Partai Golkar
diprediksi hanya mendapat sekitar 83 kursi sementara Gerindra memperoleh
67 kursi. Gabungan dua partai itu menghasilkan sekitar 150 kursi di
parlemen atau sekitar 26 persen dari jumlah total kursi di DPR RI yang
sebanyak 560 kursi.
Sementara terkait tingkat keterpilihan,
hingga kini belum ada lembaga survei yang meneliti hasilnya jika Prabowo
dan Ical berpasangan sebagai capres-cawapres.
Pada 7-14 Maret
lalu Pusat Data Bersatu melakukan survei terkait elektabilitas pasangan
capres-cawapres. Hasilnya tingkat keterpelihan Joko Widodo - Jusuf Kalla
menempati urutan teratas dengan 18,8 persen. Namun PDB tak melakukan
simulasi jika Prabowo dan Ical saling berpasangan.
Berikut hasil lengkap survei pasangan capres-cawapres PDB yang dipublikasikan awal April lalu:
1. Jokowi-JK 18,8%
2. Prabowo-Hatta 9%
3. Jokowi-Hatta 6,5%
4. Dahlan Iskan-Chairul Tanjung 5%
5. Aburizal Bakrie-Mahfud MD 4,1%
6. Jokowi-Puan 4%
7. Pasangan lainnya 21,5%
8. Tidak tahu 31,1%
Usal
Pemilihan Legislatif 9 April lalu, giliran lembaga survei Cyrus dan
CSIS melakukan exit poll. Mereka menanyakan kepada para pemilih seputar
pasangan capres-cawapres yang paling pas. Namun lembaga survei ini juga
tak melakukan simulasi jika Prabowo dan Ical berpasangan pada pilpres
mendatang.
Exit Poll dilaksanakan atas kerjasama Cyrus Network
dan CSIS. Samping diambil secara berjenjang dengan mempertimbangkan
proporsi pemilih di setiap Kabupaten/Kota di 77 Daerah Pemilihan dengan
jumlah 8000 responden di 2000 desa/kelurahan terpilih. Margin of error
Exit Poll ini adalah +/- 1% (persen).
Simulasi A
1. Aburizal Bakrie – Pramono Edhie Wibowo (11,85%)
2. Joko Widodo – Basuki T. Purnama (39,81%)
3. Prabowo Subianto – Hatta Rajasa (21,94%)
4. Wiranto – Harry Tanoesoedibjo (14,00%)
5. Tidak Tahu/Tidak Menjawab (12,4%)
Simulasi B
1. Aburizal Bakrie – Pramono Edhie Wibowo (10,33%)
2. Joko Widodo – H. Jusuf Kalla (41,1%)
3. Prabowo Subianto – Hatta Rajasa (21,65%)
4. Wiranto – Harry Tanoesoedibjo (14,27%)
5. Tidak Tahu/Tidak Menjawab (12,64%)
Simulasi C
1. Aburizal Bakrie – Pramono Edhie Wibowo (11,39%)
2. Joko Widodo – Ryamizard Ryacudu (32,87%)
3. Prabowo Subianto – Hatta Rajasa (24,54%)
4. Wiranto – Harry Tanoesoedibjo (17,2%)
5. Tidak Tahu/Tidak Menjawab (14,01%) [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar