Rabu, 30 April 2014

Seberapa Kuat Koalisi Golkar-Gerindra?

Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto Selasa kemarin bertemu dengan Ketua Umum Partai Golongan Karya Aburizal Bakrie (Ical). Dua petinggi partai yang sama-sama ingin maju sebagai calon presiden itu menyebut Golkar bisa saja menjalin koalisi dengan Gerindra.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya Akbar Tandjung pun mengatakan kemungkinan dua partai tersebut menjalin koalisi bisa saja terjadi. "Tentunya calon presidennya hanya satu," kata Akbar saat berbincang dengan detikcom, Rabu (30/4/2014).
Formasinya bisa Ical sebagai calon presiden, dan Prabowo untuk cawapres atau sebaliknya. Seperti apa kekuatan yang dihasilkan dari koalisi dua partai ini?
Pada pemilihan anggota legislatif 9 April lalu, Partai Golongan Karya memperoleh suara sekitar 14,30 persen sementara Gerindra mendapat 11,80 persen. Gabungan dua partai ini menghasilkan 26,10 persen suara.
Di Dewan Perwakilan Rakyat, tahun ini Partai Golkar diprediksi hanya mendapat sekitar 83 kursi sementara Gerindra memperoleh 67 kursi. Gabungan dua partai itu menghasilkan sekitar 150 kursi di parlemen atau sekitar 26 persen dari jumlah total kursi di DPR RI yang sebanyak 560 kursi.
Sementara terkait tingkat keterpilihan, hingga kini belum ada lembaga survei yang meneliti hasilnya jika Prabowo dan Ical berpasangan sebagai capres-cawapres.
Pada 7-14 Maret lalu Pusat Data Bersatu melakukan survei terkait elektabilitas pasangan capres-cawapres. Hasilnya tingkat keterpelihan Joko Widodo - Jusuf Kalla menempati urutan teratas dengan 18,8 persen. Namun PDB tak melakukan simulasi jika Prabowo dan Ical saling berpasangan.

Berikut hasil lengkap survei pasangan capres-cawapres PDB yang dipublikasikan awal April lalu:

1. Jokowi-JK 18,8%
2. Prabowo-Hatta 9%
3. Jokowi-Hatta 6,5%
4. Dahlan Iskan-Chairul Tanjung 5%
5. Aburizal Bakrie-Mahfud MD 4,1%
6. Jokowi-Puan 4%
7. Pasangan lainnya 21,5%
8. Tidak tahu 31,1%

Usal Pemilihan Legislatif 9 April lalu, giliran lembaga survei Cyrus dan CSIS melakukan exit poll. Mereka menanyakan kepada para pemilih seputar pasangan capres-cawapres yang paling pas. Namun lembaga survei ini juga tak melakukan simulasi jika Prabowo dan Ical berpasangan pada pilpres mendatang.
Exit Poll dilaksanakan atas kerjasama Cyrus Network dan CSIS. Samping diambil secara berjenjang dengan mempertimbangkan proporsi pemilih di setiap Kabupaten/Kota di 77 Daerah Pemilihan dengan jumlah 8000 responden di 2000 desa/kelurahan terpilih. Margin of error Exit Poll ini adalah +/- 1% (persen).

Simulasi A
1. Aburizal Bakrie – Pramono Edhie Wibowo (11,85%)
2. Joko Widodo – Basuki T. Purnama (39,81%)
3. Prabowo Subianto – Hatta Rajasa (21,94%)
4. Wiranto – Harry Tanoesoedibjo (14,00%)
5. Tidak Tahu/Tidak Menjawab (12,4%)

Simulasi B
1. Aburizal Bakrie – Pramono Edhie Wibowo (10,33%)
2. Joko Widodo – H. Jusuf Kalla (41,1%)
3. Prabowo Subianto – Hatta Rajasa (21,65%)
4. Wiranto – Harry Tanoesoedibjo (14,27%)
5. Tidak Tahu/Tidak Menjawab (12,64%)

Simulasi C
1. Aburizal Bakrie – Pramono Edhie Wibowo (11,39%)
2. Joko Widodo – Ryamizard Ryacudu (32,87%)
3. Prabowo Subianto – Hatta Rajasa (24,54%)
4. Wiranto – Harry Tanoesoedibjo (17,2%)
5. Tidak Tahu/Tidak Menjawab (14,01%)   [detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar