Sudah hampir satu jam Tukinem (54) melayani para pedagang di Pasar
Mampang, Jakarta Selatan. Wajah-wajah lesu pedagang yang usai menutup
los pun terlihat kembali segar seperti bangun tidur di pagi hari.
Nampak
mereka yang tuntas menenggak segelas jamu racikan Mbok Tuminem lebih
giat membereskan sisa-sisa aktivitas pasar. Dari mulai penjual
kelontong, kuli panggul, sampai pemilik toko emas pun ditawari Mbok
Tukinem ramuan kesehatan murah meriah. Adakah lagi kiranya yang ingin
disuguhi jamu oleh dia?
“Saya mau ketemu Jokowi. Pokoknya kalau
ketemu saya mau cekoki dia pakai jamu paitan (ramuan herbal dengan rasa
pahit), supaya ndak kerempeng begitu, supaya doyan makan. Masa mau jadi
Presiden kok kurus begitu?” kata Mbok Tuminem di Pasar Mampang, Jakarta
Selatan, Selasa (29/4/2014).
Sosok Jokowi di mata Mbok Tuminem
seperti pemimpin yang bersahaja. Gaung prestasi yang dipunyai oleh pria
satu kampung dengan Mbok Tukinem itu pun seperti pengukuh pilihan
nantinya.
“Saya denger itu kan katanya Jokowi itu orangnya baik.
Sekarang juga kan Jakarta dipegang Jokowi jadi lebih tertata. Itu
pedagang lebih diatur supaya rapi, ada banyak lagi yang lainnya tapi
mungkin saya nggak bisa sebutin karena saya ini lulus SD saja tidak,”
imbuh Mbok Tuminem.
Anggapan miring soal kepemimpinan Jokowi
dianggap Mbok Tuminem sebagai angin lalu saja. Tak dia hiraukan
pandangan itu mempengaruhi pilihan dia kelak.
“Nggak ngaruh kata
orang bagaimana pokoknya saya dengar Jokowi itu bagus jadi ya tetap akan
pilih dia nantinya. Jokowi juga sering datang ke paguyuban jamu
gendong, saya belum pernah ketemu langsung sih, tapi kalau ketemu akan
saya kasih jamu biar sehat,” kata Mbok Tuminem.
Pemimpin di mata Tuminem tak perlu yang punya badan tegap atau muka
garang atau pula rambut klimis. Cukup saja seorang yang sederhana dan
berani datang ke masyarakat sehingga dapat memimpin dengan jujur dan
mudah dipantau rakyat.
“Saya malah nggak tahu calon yang lain
siapa dan bagaimana. Belum pernah dengar bagaimana apakah bagus atau
tidak. Saya tahunya cuman Jokowi saja yang selama ini dibilang bagus,”
imbuh Mbok Tuminem.
Bercerita kemudian Tuminem soal saudara
jauhnya yang menjadi caleg dari PPP. Dengan perasaan kurang yakin, dia
akhirnya memilih partai berlambang Ka’bah itu.
“Sebenarnya dari
dulu saya nggak pernah nyoblos partai itu. Tapi karena ada saudara jauh
yang setiap kumpul keluarga selalu datang ya saya pilih saja. Kebetulan
saudara saya itu memang baik orangnya,” kata Mbok Tuminem.
Dalam
teropongan Mbok Tuminem lewat botol jamu, pemimpin itu bukan masalah dia
pakai partai apa. Pemimpin itu lebih terlihat dari penampilan
sehari-hari, bukan yang hanya muncul ketika musim pemilihan.
“Siapapun
yang mimpin supaya bisa membuat Indonesia lebih aman dan nyaman.
Syukur-syukur kalau Jokowi, nanti saya mau bilang ke dia moga-moga
Indonesia bisa lebih baik lagi,” ucap Mbok Tuminem. [detk]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar