Rabu, 30 April 2014

Cerita Abraham Samad Masuk Daftar Cawapres Jokowi

Munculnya nama Abraham Samad dalam daftar pendek calon-calon wakil presiden yang akan mendampingi calon presiden dari PDI Perjuangan Jokowi bukan tiba-tiba. Sebelumnya, ciri-ciri yang mengarah ke sosok Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi itu sudah diungkapkan oleh PDIP Bali.
Jokowi, nama panggilan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, menyebut nama Samad ketika berbicara dengan tim pendukungnya di Bali, Semeton Jokowi Bali, pada Selasa (29/4/2014) malam.
Padahal sebelumnya, daftar pendek cawapres itu berisi mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan KSAD Ryamizard Ryacudu, serta mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud Md.
Menurut Tim Pengarah Semeton Jokowi I Ketut Suryadi, “Tiga nama yang disebut Jokowi adalah Jusuf Kalla, Abraham Samad, dan Ryamizard Ryacudu,” di Restoran Bebek Tepi Sawah di Jalan Raya Tuban, Kuta. Tokoh Bali yang juga hadir dalam pertemuan dengan Jokowi antara lain Ketua DPRD dan Ketua PDIP Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh politik.
Penyebutan nama Abraham Samad tak bisa dilepaskan dengan kriteria cawapres Jokowi versi PDIP Bali yang diungkapkan sehari sebelumnya. Menurut Ketua PDIP Bali Anak Agung Ngurah Ratmadi, mayoritas kader di daerahnya menginginkan sosok antikorupsi sebagai pendamping Joko Widodo pada pemilihan presiden 9 Juli mendatang. "Kami inginkan tokoh antikorupsi karena korupsi kini menjadi masalah urgen yang harus dihadapi bangsa," katanya Ratmadi, Senin, 28 April 2014.
Ratmadi tak menyebut siapa tokoh penolak korupsi yang dimaksudnya. Ketika disodori nama Kalla dan Ryamizard, ia tak mau mengomentari apakah keduanya sesuai dengan kriteria tadi. "Orang DPP lebih tahu siapa yang pantas," ucapnya.
Bali, walau wilayahnya secuil,sangat diperhatikan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Daerah lain yang menjadi favorit putri Proklamator Bung Karno itu adalah Jawa Tengah. Kedua provinsi tadi basis pendukung ideologis partai banteng. Bahkan sejak jaman revolusi ketika Partai Nasional Indonesia, partai moyang PDIP, masih berjaya. Itu sebabnya, sikap politik PDIP Bali dan Jawa Tengah menjadi acuan bagi pengurus-pengurus PDIP dari daerah lain.  [tempo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar