Wakil Ketua Umum PPP Emron Pangkapi mengatakan, partainya baru
akan membahas koalisi dengan partai lain setelah pelaksanaan Pemilu
Legislatif selesai. Menurut Emron, sebenarnya PPP telah lebih dulu
mengusulkan Jokowi sebagai capres sebelum PDIP memberikan mandat kepada
mantan Wali Kota Solo itu untuk maju sebagai capres.
"Penetapan
usulan Jokowi sebagai capres sebenarnya lebih awal daripada PDIP. Waktu
itu disampaikan partai oleh Sekjen PPP bapak Romahurmuziy ke Pak
Jokowi," ujar Emron kepada wartawan di Kantor DPP PPP, Jakarta, Senin
(14/4/2014).
Menurut Emron, PPP memiliki sejarah yang baik koalisi
dengan PDIP. Kala itu, Megawati menjadi presiden dan wakilnya dari PPP,
yakni Hamzah Haz.
Emron menegaskan, PPP bisa saja berkoalisi
dengan partai yang memiliki ideologi keumatan atau basis partai Islam.
Namun, tidak menutup kemungkinan, partai berlambang Kabah itu juga
terbuka dengan partai nasionalis seperti halnya PDIP.
"Keputusan
koalisi sangat jelas, membuka koridor keumatan, PPP membuka capres dan
cawapres. Andaikan berkoalisi dengan partai nasionalis maka nasionalis
kebangsaan, bisa koalisi dengan PDIP. Seperti zaman Megawati-Hamzah
Haz," jelas Emron.
Emron menambahkan, peluang koalisi dengan
partai poros tengah memang diakui juga terbuka. Partai tengah atau
partai yang berbasis Islam tentu harus memunculkan figur jadi pemersatu
antar parpol.
"Secara teoritis, tak ada persoalan jika bisa
dilakukan. Ternyata partai tengah suaranya bagus, sehingga adakah figur
yang menyatukan partai," jelasnya.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar