Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Senin (14/4/2014), bersilaturahim ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Jokowi, demikian Joko Widodo disapa, datang untuk meminta pandangan PBNU terkait kriteria pemimpin.
Jokowi tiba di PBNU, Jl Kramat Raya No 164, Jakarta Pusat, sekitar pukul 12.30 WIB, didampingi sejumlah stafnya di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Tidak nampak struktur PDIP dan tim sukses Jokowi ikut dalam rombongan.
Selain KH Said Aqil Siroj, dari internal PBNU yang ikut menerima kedatangan Jokowi adalah Ketua PBNU Muhyidin Arubusman, Bendahara Umum PBNU Bina Suhendra, Ketua Lembaga Ta’mir Masjid PBNU KH Abdul Manan Ghani, Sekretaris Lembaga Kesehatan PBNU Anggia Ermarini, dan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Pencak Silat NU Pagar Nusa, Muhammad Nabil Haroen.
“Terakhir Pak Kiai, saya ingin meminta pandangan PBNU tentang kriteria pemimpin?” tanya Jokowi ke Kiai Said.
“Kita butuh pemimpin yang tegas,” jawab Kiai Said yang disambung dengan penjelasan kawasan Indonesia sekarang sudah dikepung oleh kekuatan militer asing.
Selain membicarakan permasalahan kepemimpinan Indonesia mendatang, kedatangan Jokowi juga terkait penyelesaian sengketa lahan antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan PBNU. Seperti diketahui, tanah seluas 2,5 Ha di Taman Anggrek, Tomang, Jakarta Barat, saat ini masih menjadi sengketa di antara kedua belah pihak.
“Kita selesaikan dulu di sini (permasalahan awal sengketa), nanti ke depan penyelesaiannya bisa lebih mudah,” jawab Jokowi saat ditanya mengenai komitmennya dalam penyelesaian sengketa lahan dengan PBNU.
Pertemuan Jokowi dengan PBNU tidak berlangsung lama. Sekitar pukul 13.25 WIB Jokowi dan rombongan meninggalkan PBNU, dengan sebelumnya menggelar konferensi pers. Ikut dalam konferensi pers tersebut adalah Muhyidin Arubusman sebagai perwakilan PBNU.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar