Komunikasi politik dan kesepakatan koalisi politik Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Nasdem yang terbentuk dua hari
setelah pemilu legislatif dinilai menunjukkan kualitas kepemimpinan Joko
Widodo (Jokowi) yang gesit, rendah hati, dan cepat dalam mengambil
keputusan.
"Ini penting untuk membangun kerja sama antar elemen bangsa dengan
mengedepankan agenda-agenda platform bangsa," kata Politisi muda PDIP Fahmi Habcy, seperti dikutip dari Antara.
Ia mengatakan, terbentuknya koalisi Nasdem-PDIP lalu dilanjutkan
dengan silaturahmi Jokowi kepada pimpinan Golkar dan PKB, membuktikan
bahwa Jokowi bukanlah pemimpin yang jumawa dan gengsi, walaupun PDI
Perjuangan memenangkan pemilu legislatif 2014.
Berdasarkan hasil hitung cepat, PDIP
memperoleh suara terbanyak sekitar 20 persen. "Gaya seperti ini tidak
bisa dibuat-buat, dan bagian dari karakternya selama jadi wali kota dan
gubernur, yang tidak segan-segan mengunjungi dan mendengar langsung
harapan dan keinginan elemen bangsa, dan menentukan kebijakan dengan
cepat," ujarnya.
Menurut dia, sejak awal munculnya Jokowi adalah antitesis masyarakat
dari kepemimpinan politik saat ini yang cenderung lambat dan
bertele-tele dalam mengambil kebijakan politik dan pemerintahan.
"Publik saat ini tidak membutuhkan pemimpin gagah dan ganteng tapi
'mbulet'. Eksposur 90 persen APBN kita dari pajak rakyat. Artinya rakyat
akan menginginkan pemimpin yang melayani mereka dan bukan meminta
dilayani," ujarnya.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar