Calon wakil presiden (cawapres) yang mendampingi Joko Widodo (Jokowi)
diharapkan berasal dari politikus senior. Sosok cawapres harus bisa
melengkapi Jokowi, yang telah diberi mandat capres oleh Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDI-P).
“Politikus senior yang punya pengalaman teknokratik misalnya Akbar
Tandjung (Ketua Dewan Pertimbangan Golkar), layak damping Jokowi,” kata
pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah, Ali Munhanif dalam diskusi kajian Freedom Foundation
bertajuk “Menimbang Capres-Cawapres 2014”, di Jakarta, Kamis (20/3/2014).
Ali menambahkan, Akbar mempunyai kecakapan dalam kepemimpinan. “Akbar
bisa selesaikan masalah yang lebih makro. Akbar bisa mewakili dambaan
masyarakat,” ucapnya.
Pada bagian lain, Ali menuturkan cawapres berlatar belakang pengusaha
seringkali dianggap minor. “Berbagai persoalan bangsa seringkali tidak
bisa diselesaikan dengan orientasi bisnis,” tandasnya.
Sebelumnya pada kesempatan yang sama, Freedom Foundation membuat
survei simulasi capres dan cawapres. Simulasi itu terfokus pada dua
nama, yaitu Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (ARB) dan Akbar
Tanjung.
Apabila Akbar dipilih sebagai cawapres mendampingi Jokowi, maka akan mendapat hasil 44,6 persen.
“Jika duet Jokowi-Akbar terwujud, maka stabilitas pemerintahan
melalui konsolidasi PDI-P dan Golkar di parlemen bakal terjamin. Pilihan
ini rasional, kredibel dan berkekuatan untuk mewujudkan koalisi
kebangsaan PDI-P dan Golkar dalam jangka pendek dan pajang,” kata
Direktur Riset Freedom Foundation, Mohamad Nabil.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar