Kamis, 20 Maret 2014

Menebak Suasana Kebatinan Jokowi

Pastinya di antara kita tak satupun bisa menebak gejolak suasana kebatinan Jokowi saat mendeklarasikan ‘Deklarasi Marundra’ atas pencapresan dirinya.
Dalam sumur bisa diukur, hati orang siapa tahu. Itu mungkin pribahasa gocekan politik yang kini dimainkan oleh Jokowi dengan menyatakan kesiapannya menerima mandat dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri atas pencalonan dirinya sebagai capres di Pilpres 2014. Pernyataan ini dideklarasikan sendiri oleh Jokowi di cagar budaya rumah “Rumah Si Pitung” di Marunda, Jakarta.
Keterpilihan Jokowi sebagai capres PDI-P di Pilpres 2014 sudah banyak diprediksi pengamat politik dengan segala kalkulasi politik, termasuk respon publik atas pencapresan Gubernur DKI Jakarta ini. Bahkan sampai ada budayawan yang menyorot bahasa tubuh saat Jokowi mendeklarasikan ‘Deklarasi Maranda’ atas pencapresan dirinya.
Pastinya tidak satupun orang tahu ketika harus menebak gejolak suasana kebatinan Jokowi saat menyatakan deklarasi tersebut. Yang bisa kita lakukan hanya bisa menebak dan menafsir, tidak sampai mengetahui sedalam-dalamnya kedalaman suasana kebatinan Jokowi kala itu. Dalamnya sumur bisa ditebak, hati orang siapa tahu.
Sinyal keterpilihan Jokowi bakal dijagokan maju sebagai capres di Pilpres 2014 ini sudah terbaca saat Gubernur DKI Jakarta ini mendapat mandat dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk membacakan Dedication of Life di Rakernas PDI-P 2013. Meski saat itu, usai Rakernas, ketika ditanya wartawan Jokowi menjawabnya dengan; Nggak Mikir Nggak Mikir Soal Capres. Dan nada jawaban serupa inipun berulangkali diucapkan Jokowi ketika ditanya awak media.
Sampai akhirnya tiba-tiba Jokowi sendiri mendeklarasikan ‘Deklarasi Marunda’ atas kesiapannya menerima mandat dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sebagai capres dari PDI-P di Pilpres 2014, di rumah cagar budaya “Rumah Si Pitung” di Marunda, Jakarta.
Beberapa hari sebelum ‘Deklarasi Marunda’ itu dideklarasikan, menurut sebuah sumber terpecaya yang tidak untuk disebutkan namanya, dalam sebuah obrolan di meja makan dengan seorang elit politik partai, Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak akan mencalonkan diri maju sebagai capres di Pilpres 2014.
Mungkin Jokowi lupa, atau lupa-lupa ingat atau memang tidak ingat lagi dengan apa yang pernah ia ucapkan itu, di mana tak lama berselang jeda beberapa hari kemudian Gubernur DKI ini mengucapkan ‘Deklarasi Marunda’. Baru beberapa hari sudah lupa dengan apa yang pernah diucapkan, begitu kata sumber informasi tersebut. Lupa itu manusiawi.
Tapi mudah-mudahan mantan walikota Solo yang kini jadi Gubernur DKI Jakarta ini bukan tipe pemimpin pelupa, tidak lupa dengan janji-janji yang pernah ia ucapkan saat kampanye Pilgub DKI 2102.
Atau Jokowi sudah nggak mikir nggak mikir lagi soal janji-janji saat kampanye, kalau terpilih jadi gubernur akan mengatasi masalah banjir dan kemacetan yang membelit Jakarta. Jangan-jangan Jokowi kini sudah lupa dengan janjinya itu, mendingan calonkan diri jadi presiden Indonesia daripada mengurusi banjir dan kemacetan di Jakarta.
Sekali lagi, lupa itu manusiawi. Orang sering lupa karena memang lidah tidak bertulang, seribu kata seribu janji bisa jadi lain di bibir lain di hati. Begitu kata dari sebuah cuplikan lirik sebuah lagu lama yang saya juga lupa judul dan penyanyinya, yang kini dinyanyikan Jokowi, lain di bibir lain di hati.
Saya bukan ahli kebatinan untuk menebak gejolak suasana kebatinan yang kini dirasakan Jokowi. Termasuk menebak entah lagu apa lagi berikutnya akan dinyanyikan Gubernur DKI yang kini maju sebagai capres PDI-P di Pilpres 2014.
Apakah berikutnya Jokowi akan menyanyikan lagu Panggung Sandiwara-nya Achmad Albar, Basa Basi-nya Gong 2000, Masters of Puppet-nya Metallica, atau politikus pecinta musik rock ini malah akan menyanyikan lagu ciptaan sendiri?

Dikutip dari :
Tulisan Alex Palit untuk Tribunnew

Tidak ada komentar:

Posting Komentar