Tingkat elektabilitas capres PDI Perjuangan (PDI-P), Joko Widodo ternyata masih paling tinggi dibanding bakal capres lainnya.
Data survei lembaga Charta Politika pada Maret 2014 menunjukkan,
elektabilitas Joko Widodo sebesar 37,4 persen. Dia berada di tempat
teratas, meninggalkan Prabowo Subianto 14,5 persen, dan Aburizal Bakrie
9,9 persen.
"Sosok Jokowi cenderung diterima di semua kalangan. Hal ini dapat
dilihat dari jenis kelamin, baik laki-laki dan perempuan, di semua
segmen usia, pendidikan, pendapatan dan pekerjaan dan geografi," jelas
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, di Jakarta, Rabu
(26/3/2014).
Survei itu juga menemukan fakta bahwa media televisi menjadi sumber
utama informasi pemilih terhadap capres-cawapres. Sekitar 90,9 persen
masyarakat mengaku mengetahui informasi tentang capres-cawapres melalui
iklan di televisi.
Iklan capres Golkar Aburizal Bakrie paling sering dilihat responden
di televisi dibanding capres lainnya, yaitu sebesar 35,2 persen.
Kemudian disusul Wiranto dengan 24,6 persen, dan Prabowo Subianto dengan
17,7 persen.
Masalahnya, hal itu tak terlalu berdampak pada elektabilitas pribadi
mereka sebagai capres-cawapres, maupun terhadap partainya masing-masing.
Survei menemukan dari 87,4 persen masyarakat yang melihat iklan Golkar,
hanya 17,2 persen yang akan memilih Golkar, sementara 21,1 persen akan
memilih PDI-P.
Atau dari 87,2 persen yang pernah melihat iklan Gerindra, hanya 12,7
persen yang akan memilih Gerindra, 21,2 persen akan memilih PDI-P.
Survei itu dilakukan dengan metode wawancara tatap muka, dengan
populasi responden adalah WNI yang telah mempunyai hak pilih di pemilu
(telah berusia 17 tahun ke atas), sebanyak 1.200 responden.
Margin of error penelitian adalah plus minus 2,83 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel dipilih secara acak dengan menggunakan metode penarikan sampel
acak bertingkat, dengan memperhatikan karakter urban/rural, dan
proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi.
Quality control dilakukan dengan mewawancara ulang responden, yang dipilih secara random sebesar 20 persen.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar