Diusungnya nama Jokowi sebagai calon Presiden (capres) dari PDIP tak akan memunculkan parpol yang dominan suaranya dalam pemilu 2014. Bargaining politik diprediksi tetap terjadi pada PDIP sebagai parpol pengusung Jokowi.
Direktur Soegeng Sarjadi School of Goverment (SSSG), Fadjroel Rachman, mengatakan semua parpol termasuk PDIP
harus berkoalisi dalam pemilu 2014. Adanya koalisi, tentunya
memunculkan bargaining politik untuk mengisi jabatan-jabatan tertentu.
"Dari seluruh survei, tak ada partai yang dominan. Pasti bargaining.
Bisa minta jatah Wakil Presiden, Menteri, Dirjen. Di politik ada yang
namanya transaksi," ujar Fadjroel di Galeri Cafe TIM, Rabu (26/3/2014).
Fadjroel juga menyatakan tak setuju dengan anggapan Jokowi bisa
dipasangkan dengan siapapun termasuk dengan sendal jepit. Menurutnya
siapa pasangan Jokowi akan mempengaruhi elektabilitas pemilih.
"Yang paling besar, jika (Jokowi) dipasangkan dengan Ahok. Kemudian
dengan Mahfud MD, dengan Jusuf Kalla. Anak-anak muda menurut saya juga
bagus, ada Anies Baswedan, Dino Patti Djalal, Ridwan Kamil," tuturnya.
"Kalau mau yang lebih gila, dengan Rhoma Irama. Rhoma popularitasnya
tinggi, tapi kalau dipasangkan (dengan Jokowi) hanya 0,06 persen,"
imbuhnya.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar