Rabu, 26 Maret 2014

Jokowi: PT JM Harus Selesaikan "Business Plan"

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku masih memperhitungkan berbagai kajian proyek monorel. Menurut dia, diperlukan banyak pertimbangan untuk  memutuskan investor PT Jakarta Monorail, melanjutkan proyek yang mangkrak sejak tahun 2007 lalu.
"Perusahaannya (PT JM) harus untung. Kalau tidak, ya kita ragu sama mereka. Jangan sampai rugi," kata Jokowi, di Balaikota Jakarta, Rabu (26/3/2014).
Ia melanjutkan, PT JM harus dapat menyelesaikan berbagai aspek di dalam business plan terlebih dahulu, sebelum menyepakati dua klausul dalam perjanjian kerja sama (PKS) baru yang diajukan DKI.
Jokowi enggan terburu-buru menetapkan tenggat waktu kepada PT JM untuk menyelesaikan berbagai aspek dalam business plan. Apabila terburu-buru, maka Pemprov DKI pula yang harus bertanggung jawab.
"Soal tarif sama penumpang sudah tidak ada masalah. Intinya perusahaan harus untung dan dapat meyakinkan kita kalau proyek itu berkelanjutan," kata Jokowi.
Pada kesempatan berbeda, Asisten Sekda bidang Perekonomian DKI Jakarta Hasan Basri Saleh mengungkapkan dua aspek yang masih dalam kajian dan harus dipenuhi oleh PT JM, yakni aspek realistis dan keberlanjutan.
Hasan mengatakan, Jokowi tidak ingin saat sudah berjalan, monorel tiba-tiba berhenti di tengah jalan begitu saja atau hanya beroperasi hingga lima tahun. Jokowi menginginkan semua moda transportasi massal Jakarta bertahan lama seperti mass rapid transit (MRT) di London.
Sementara itu, untuk aspek realistis, PT JM harus dapat mengubah desain jalan di jalan-jalan yang akan dilalui monorel. Salah satu perubahan desain tata ruang yang terjadi adalah adanya jalan layang non-tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang.
"Otomatis ada perubahan desain. Jadi, harus realistis juga secara teknis," kata Hasan.

Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar