Sejak ditetapkan sebagai capres PDI Perjuangan, Joko Widodo mulai gencar
melakukan safari politik. Sejumlah tokoh dari kalangan Nahdlatul Ulama
dan Muhammadiyah didekati.
Pendekatan politik ini dimaknai
sebagai antisipasi Jokowi dari 'serangan' lawan politik. Pengamat
politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Ari Dwipayana menyebut
sentimen poros tengah mungkin akan terulang kembali.
"Membangun
komunikasi politik terutama dari basis NU dan Muhammadiyah sangat
penting untuk mencegah manuver poros tengah," kata Ari saat dihubungi
Rabu (26/3/2014).
Dengan pendekatan ini, Jokowi ingin menunjukkan
pencapresannya akan mengakomodir semua golongan. "Jokowi ingin
mempertegas komitmen untuk membangun satu kepemimpinan yang kira-kira
tidak meninggalkan kekuatan Islam," tutur dia.
Sedangkan
kunjungan ke kediaman keluarga Gus Dur dilakukan karena Jokowi
menginginkan melanjutkan pemikiran presiden RI ke-4 mengenai pluralisme.
"Jokowi ingin mengatakan gagasan Gus Dur akan diperjuangan dengan kepemimpinannya," katanya.
Gerakan
poros tengah ini menurut Ari pernah muncul pada tahun 1999 dimana dua
partai nasionalis yakni Golkar dan PDIP memiliki pengaruh besar dalam
perpolitikan nasional. "Sentimen poros tengah ini dibangun dengan
mengeksploitasi agama, padahal agama dan nasionalis itu kekuatan solid
yang bisa dipersatukan," sebutnya.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar