Rabu, 26 Maret 2014

Jangan Sampai Cawapres Lebih Cerdas daripada Jokowi

Kasak-kusuk mulai dilakukan para petinggi partai di Teuku Umar, kediaman Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputeri. Tim sebelas beranggotakan sebelas elite partai tengah menggodok sejumlah nama calon pendamping Jokowi pada pemilihan presiden tahun ini.
Maklum, hasil survei menunjukkan jika mantan wali kota Solo ini dimajukan jadi presiden, hanya lima partai bisa melanggeng mulus ke Senayan. Dengan keputusan Megawati mendorong Jokowi sebagai calon presiden, PDIP yakin bisa meraih batas 20 persen buat mengajukan kandidat RI-1.
Hasil kajian pemetaan Soegeng Sarjadi Syndicate, dari 30 survei dirilis oleh 20 lembaga menunjukkan pemenang pemilihan legislatif adalah Partai Golkar, disusul PDIP, Gerindra, Demokrat, PKB, dan PPP. Dukungan terhadap partai berlambang banteng bermoncong putih itu menanjak sepuluh persen setelah memastikan Jokowi sebagai calon presiden.
Jika tidak mencalonkan Jokowi, survei menunjukkan PDIP hanya meraih suara 15,5 persen. Sedangkan dengan mencalonkan Jokowi menjadi 27,4 persen, mendepak Partai Golkar sedari awal diprediksi jadi pemenang pemilihan legislatif.
Melihat data survei, sudah ada beberapa nama disodorkan buat mendampingi Jokowi. Menurut sumber merdeka.com, nama yang telah masuk adalah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, bekas Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, dan eks Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
Sumber merdeka.com menyebutkan tim sebelas sudah mengerucut pada dua nama: Jusuf Kalla dan Gita Wirjawan. Tetapi kelemahan Gita ialah dia tidak mempunyai basis massa dan dekat dengan Demokrat.
Tim sukses Gita sudah meminta dia keluar dari konvesi Demokrat biar dipinang oleh PDIP. "Yang sudah meruncing adalah Jusuf Kalla tapi bisa saja berubah," kata sumber itu.
Pengamat komunikasi Ade Armando mengatakan penenatuan calon pendamping Jokowi bakal ditentukan oleh Megawati. Keputusan juga baru keluar setelah pemilihan legislatif. "Angka PDIP tidak cukup besar untuk sendirian. Kcuma 20 sampai 26 persen, itu belum cukup untuk membuat pemerintahan solid," katanya.
Dia mengatakan lawan politik Jokowi akan melakukan konsolidasi. Tetapi partai-partai kecil masih berpikir bikin poros sendiri atau merapat pada PDIP dengan meminta jatah satu atau dua menteri.
Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo membahtah sudah ada sodoran nama dari pengusaha dan partai untuk disandingkan dengan Jokowi. Dia memberi bocoran calon pendamping Jokowi harus berfungsi sebagai orang nomor dua. Jangan sampai ada dualisme kepemimpinan. Kalau Presiden dan Wapres ribut, lima tahun ke depan bakal runyam," ujarnya.

Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar