Dalam buku itu dikisahkan langkah Jokowi-Ahok dalam melakukan normalisasi Waduk Pluit sebagai upaya besar yang dilakukan Pemprov DKI dalam menata kota dan mengatasi masalah sosial, khususnya masalah banjir di Jakarta.
Jokowi berhasil mengembalikan fungsi Waduk Pluit. Tidak hanya itu, mantan Wali Kota Solo itu menata kawasan sekitar dan mencarikan jalan keluar bagi hunian masyarakat miskin yang tinggal di sana.
Sosiolog Universitas Indonesia Thamrin Amal Tamagola menyambut baik diterbitkannya buku ini karena telah akan memberikan kekuatan besar bagi Pemprov DKI yang telah berhasil menata dan menormalisasi Waduk Pluit.
Masih ada yang kurang dalam buku tersebut, menurutnya, yaitu tidak ada tulisan khusus mengenai suara rakyat yang terkena dampak dari penataan dan normalisasi Waduk Pluit.
“Saya ingin sekali penerbit memasukkan suara rakyat yang benar-benar suara rakyat seperti yang diingini Jokowi. Jadi ketika pihak penulis ini belum berhasil menimbulkan empati terhadap rakyat dan Jokowi,” ujarnya dalam diskusi buku tersebut di Jakarta, Rabu (26/3/2014).
Di tempat yang sama, pengamat ekonomi dari Econit Hendri Saparini mengatakan penerbitan buku ini merupakan upaya untuk mencoba mengimplementasikan harapan banyak orang yaitu terjadinya perubahan dalam politik ekonomi.
Menurutnya, yang selalu ditunggu-tunggu masyarakat adalah pemerintah mencoba melaksanakan perubahan ekonomi berdasarkan konstitusi. Salah satunya pasal 28 UUD 45, pemerintah harus memenuhi kebutuhan dasar dan pelayanan dasar.
"Membangun Waduk Pluit adalah salah satu upaya langkah awal menuju implementasi pasal 28,” jelasnya.
Buku itu setebal 244 halaman, dilengkapi pendapat para ahli maupun cendikiawan. Dalam buku dikisahkan langkah Jokowi-Ahok dalam melakukan normalisasi Waduk Pluit.
Sumber :
inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar