Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Rano Karno, menganggap lumrah kritik pencalonan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi sebagai presiden. Menurutnya, Jokowi justru semakin populer saat dikritik secara terus-menerus.
"Itu biasalah dalam perjalanan politik. Setelah saya berkecimpung di dunia politik, kritikan itu biasalah," kata Rano kepada wartawan di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu (26/3/2014).
Wakil Gubernur Banten itu mengatakan, PDI-P tidak mempersiapkan strategi khusus untuk menghadapi berbagai kritik yang diarahkan kepada Jokowi ataupun partainya. Kendati demikian, PDI-P siap menanggapi kritik tersebut. "Bagaimana strateginya? Ya, lihat aja itu Mas Jokowi kalau dikritik bagaimana," kata Rano.
Ia berpendapat langkah Jokowi menjadi bakal capres dari PDI-P bukanlah pengkhianatan terhadap warga Jakarta. Kalau Jokowi menjadi presiden, kata Rano, mantan Wali Kota Surakarta tersebut justru dapat lebih leluasa menyelesaikan permasalahan Ibu Kota karena persoalan Jakarta bersinggungan dengan pemerintah pusat.
Terkait dengan perjanjian Batu Tulis yang diungkit Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Rano menganggap perjanjian tersebut sudah gugur. Dia tidak mempermasalahkan jika Gerindra terus mengkritik Jokowi dan PDI-P terkait perjanjian itu karena hal itu dapat mendongkrak popularitas Jokowi. "Diulang-ulang, dia (Jokowi) semakin populer," kata Rano.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar