PDI Perjuangan sangat berhati-hati dalam menentukan cawapres pendamping Joko Widodo atau Jokowi di Pilpres 2014. Bahkan PDIP mengharapkan cawapres yang dipilih harus bisa dipastikan tak akan menelikung di tengah jalan.
"Calon wakil presidennya Pak Jokowi adalah orang yang bisa berfungsi sebagai nomor dua dan mau jadi ban serep. Jangan sampai ada dualisme kepemimpinan," ujar Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, di Jakarta, Rabu (26/3/2014).
Menurut Tjahjo, PDIP tidak ingin salah memilih cawapres pendamping Jokowi. Sebab Tjahjo sadar saat ini semua pihak sedang melakukan pendekatan dengan partainya untuk posisi cawapres tersebut.
"Pasti sekarang semua orang berbaik-baik merayu. Tapi sekali dipilih wajah asli bisa ke luar dan ini yang terpenting, konstitusi kita mengatur presiden dan wapres adalah paket, dipilih bersama," tuturnya.
Tjahjo mengatakan PDIP belajar dari pengalaman ada pasangan capres-cawapres setelah terpilih akan pecah kongsi, sehingga menyebabkan pemerintahan tidak berjalan dengan baik.
"Kalau presiden dan wapres ribut, lima tahun ke depan bakal runyam. Kalau ada dualisme kepemimpinan Nasional, PDI Perjuangan akan juga rugi besar," tandasnya.
Atas pertimbangan itu, PDIP sangat berhati-hati dalam menentukan cawapres pendamping Jokowi.
"Ini sudah masalah untuk menciptakan pememerintahan yang efeektif, jangan sampai apalagi kalau presiden dan wapres nanti terkotak-kotak pola pikirnya yang tidak komprehensif integral. Bisa semakin kacau nanti pemerintahan," kata Tjahjo.
Sumber :
inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar