Saat Pilgub DKI putaran kedua mempertemukan Jokowi-Ahok versus Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, salah satu tim yang mendukung kampanye mereka di media sosial adalah relawan yang bergabung dalam Jokowi Ahok Social Media Volunteers (JASMEV).
JASMEV akan bertransformasi menjadi Jokowi Advanced Social Media Volunteers (JASMEV2014) yang artinya relawan Jokowi tingkat lanjut di media sosial yang mendukung pencapresan Jokowi.
Koordinator Relawan JASMEV2014 Kartika Djoemadi dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Rabu (26/3/2014), menjelaskan, gerakan JASMEV ini dimulai pada saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta memasuki putaran kedua, yaitu tepatnya pada tanggal 12 Agustus 2012, dan uniknya sejak awal dibentuk, telah di desain untuk melibatkan ribuan relawan dari seluruh Indonesia, bukan hanya di DKI Jakarta saja.
Strategi yang disusun oleh Arwuda Indonesia (sebuah social media agency di Jakarta) bermaksud untuk mengangkat Jokowi sebagai seorang tokoh nasional, bukan saja calon Gubernur DKI Jakarta.
"Jadi, popularitas Jokowi di media sosial secara nasional telah dirancang lama oleh tim Arwuda Indonesia, bahkan sejak Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo, jauh sebelum calon presiden lain masuk di media sosial," ujarnya.
Kartika menegaskan JASMEV adalah gerakan yang bersifat nirlaba dan semua yang tergabung di dalamnya adalah relawan yang tidak dibayar sama sekali. JASMEV juga tidak mempunyai kantor atau markas yang didanai oleh konglomerat seperti yang sering dituduhkan oleh pihak lawan politik selama ini. JASMEV hanyalah wadah virtual tempat berkumpulnya para relawan Pak Jokowi di media sosial.
"Kami rutin berkomunikasi secara virtual untuk mendiskusikan materi kampanye yang faktual dan elegan, bukan menyerang lawan politik lain. Jika ada oknum yang menuduh kami seperti itu, dapat kami pastikan bahwa itu bukan JASMEV."
Setelah mengantarkan Jokowi-Ahok menang, JASMEV dibubarkan pada tanggal 4 November 2012. Belakangan, Kartika menjelaskan, banyak sekali relawan JASMEV yang meminta agar gerakan ini digulirkan kembali, untuk mendukung Jokowi sebagai calon Presiden. "Sebenarnya simpul-simpul relawan lain yang sudah terbentuk, tetapi tetap saja relawan JASMEV ingin agar gerakan ini diaktifkan kembali," ungkapnya.
Kartika menambahkan, atas desakan dari para relawan, pada hari Kamis (27/3) besok, bertempat di Pendopo Waroeng Solo, Kemang, Jakarta Selatan, pukul 11.00-14.00 WIB, JASMEV diaktifkan kembali untuk mendukung Jokowi menuju RI-1, siapapun cawapresnya kelak. "Kali ini, JASMEV merupakan singkatan dari Jokowi Advanced Social Media Volunteers yang artinya relawan Jokowi tingkat lanjut di media sosial."
Kartika mengatakan, selama ini banyak orang salah paham tentang JASMEV karena tidak semua orang yang mendukung Pak Jokowi adalah JASMEV. Bahkan, banyak juga pihak yang berpura-pura menjadi relawan Jokowi dan mengaku sebagai anggota JASMEV, tetapi berperilaku tak terpuji, dan menyerang lawan politik lain dengan maksud menjatuhkan citra dan integritas gerakan ini.
JASMEV secara intensif terus mengingatkan semua relawan pendukung Jokowi, untuk berkampanye dengan santun di media sosial. Bahkan secara berkala JASMEV mengadakan pelatihan untuk para relawan tersebut. Materi yang diberikan selalu menjelaskan pentingnya relawan JASMEV untuk tetap bersabar dan tidak menyerang lawan politik lain di media sosial.
"Pak Jokowi adalah figur yang santun, yang tidak suka menyerang lawan politiknya, jika berdebat pun hanya dalam konteks ide dan gagasan bukan personal. Kalau orang lain mengkritik atau bahkan memfitnah beliau, tidak pernah beliau membalas. Demikian juga dengan kami dalam gerakan JASMEV2014 ini. Kami selalu mengikuti karakter Pak Jokowi, sebagai pemimpin. Dalam setiap kampanye, pasti ada provokasi dari pihak-pihak yang ingin menjatuhkan Pak Jokowi dan melemahkan integritas para relawan. Itu biasa dan tidak masalah bagi kami," tutur Kartika Djoemadi.
JASMEV2014 juga secara aktif membagikan berita- berita terkini dan faktual tentang aktivitas Jokowi dan prestasi kerja Jokowi selama menjabat sebagai Walikota Solo maupun sebagai Gubernur DKI Jakarta kepada para relawan, untuk kemudian disebarluaskan kepada publik. Jaringan relawan ini membiayai diri sendiri dan bersifat otonom, dengan partisipasi aktif dari pendukung Jokowi di seluruh Indonesia.
Sumber :
merdeka.com
good job...
BalasHapus