Jumat, 21 Februari 2014

Elektabilitas Jokowi Bisa Kembali Tinggi Jika...

Peneliti dari POINT Indonesia Karel Susetyo menilai, kinerja Joko Widodo (Jokowi) sebagai Gubernur DKI belum memuaskan masyarakat Jakarta.Hal tersebut berimbas pada menurunnya elektabilitas Jokowi dalam beberapa survei.
Menurut Karel, publik saat ini sudah bisa menilai kinerja Jokowi sebagai sosok pemimpin Ibukota. Bahkan, bukan tidak mungkin menurunnya elektabilitas Jokowi, sebagai cerminan kalau masyarakat sudah mulai tidak percaya dengannya.
"Elektabilitas menjadi penilaian publik atas realisasi janji-janji kampanye yang telah diucapkan. Jadi salah satu cara agar elektabilitas Jokowi kembali naik, adalah membuktikan janji-janji itu," jelasnya, Jumat (21/2/2014).
Ia melanjutkan, memang sudah ada beberapa program yang dijalankan oleh Jokowi dalam dua tahun ia menjabat sebagai gubernur. Namun untuk membereskan masalah besar di ibu kota, Jokowi belum menunjukan kinerja yang maksimal.
"Memang sudah dijalani program era Jokowi, tapi belum dirasakan maksimal oleh publik, terutama soal kemacetan dan banjir yang sebelumnya dianggap mudah untuk diselesaikan oleh Jokowi," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Pusat Data Bersatu (PDB), diketahui jika elektabilitas Joko Widodo kembali mengalami penurunan. Berdasarkan survei yang dilakukan pada bulan Februari 2014 elektabilitas Jokowi turun dan berada di kisaran 30 persen.
Sehari sebelumnya, Indonesia Network Election Survey (INES) mengatakan elektabilitas Jokowi mengalami penurunan sejak awal tahun 2014. Hal tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan INES pada 1 hingga 14 Februari lalu.
"Kekecewaan publik kepada Jokowi karena awal-awal kampanye publlik dijanjikan masalah anggaran yang transparan, namun setelah menjabat sebagai gubernur anggaran-anggaran tersebut malah tidak menjawab permasalahan masyarakat," ujar Direktur Eksekutif INES Irwan Suhanto di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2014).
Irwan melanjutkan selain masalah pengadaan bus baru untuk Transjakarta, masalah banjir yang terjadi beberapa waktu lalu, juga ikut menyumbang turunnya elektabilitas. Begitu juga, adanya konflik internal yang ada di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Elektabilitas Jokowi yang di beberapa lembaga survei sempat menduduki rangking pertama, terjun bebas dan terjebak macet Jakarta yang maik parah, akibat jalan rusak serta terbawa banjir Jakarta, akibat janji Jokowi saat Pilgub DKI, yang mengatakan 'banjir dan macet itu gampang di selesaikan, itu kan hanya masalah manajemen anggaran', ternyata tidak terealisasi, dan tidak ada progres yang jelas," jelasnya.
"Dari temuan survei hampir 67% pendapat masyarakat makin muak dengan aksi blusukan Jokowi yang tidak ada hasilnya," tegasnya.

Sumber :
inilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar