Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, menilai
penyadapan terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi tidak
berkaitan dengan politik menjelang Pemilu 2014. Ia menduga penyadapan
tersebut dilakukan pihak asing untuk kepentingan ekonomi.
"Jokowi orangnya baik, terbuka, ngapain pakai disadap-sadap? Saya
kira enggak ada hubungannya dengan politik. Saya kira itu asing yang ada
kepentingan ekonominya, jadi menyadap Jokowi," ujar Mubarok saat
dihubungi, Jumat (21/2/2014).
Mubarok tidak yakin penyadapan ini terkait wacana pencapresan Jokowi.
Mubarok yakin Jokowi tidak akan tega meninggalkan pekerjaan rumah
sebagai gubernur dengan maju pada Pilpres 2014. "Jadi, saya kira itu
asing yang kepentingannya adalah ekonomi," kata Mubarok.
Sebelumnya, upaya penyadapan tersebut diungkap oleh PDI Perjuangan.
Disebutkan, ditemukan tiga alat sadap di rumah dinas Gubernur DKI
Jakarta pada akhir 2013. Belakangan, Jokowi membenarkan hal itu.
"Ada tiga alat yang ketemu pada Desember lalu. Sebenarnya, saya tidak
mau bicara masalah ini. Namun, faktanya di rumah dinas ada tiga. Di
kamar tidur satu, di ruang tamu, sama di ruang makan, yang biasa kita
pakai rapat," kata Jokowi.
Pelaksana Tugas Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri
Pemprov DKI Jakarta Heru B Hartono mengatakan, identitas dan keberadaan
pelaku sudah diketahui dengan menggunakan perangkat antisadap.
Menurut Heru, mereka ini bekerja secara samar, memasukkan alat
penyadap diam-diam ke tempat yang ditentukan. Selain memasang alat
sadap, pelaku juga membawa alat penguat sinyal yang bisa mendeteksi
gelombang suara orang yang disasar. Penguat sinyal ini terhubung dengan
stasiun pemantau di dekat lokasi penyadapan.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar