Anggota Komisi III yang membidangi masalah hukum, Ruhut Sitompul, ikut
bicara soal isu penyadapan terhadap Gubernur DKI Joko Widodo. Menurut
Ruhut, jika tidak dilaporkan ke polisi, maka isu penyadapan itu bisa
jadi hanya bentuk pencitraan.
"Jokowi jangan lebay, nggak usah
lagi pencitraan. Kalau memang merasa disadap, kenapa nggak lapor?" kata
Ruhut saat dihubungi detikcom, Jumat (21/2/2014).
Ruhut
membandingkan isu penyadapan Jokowi dengan yang terjadi terhadap
Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono. Dia menduga isu penyadapan ini
bentuk pencitraan karena Jokowi dan PDIP yang mengungkap soal
penyadapan. Berbeda dengan isu penyadapan terhadap SBY dan Ibu Ani yang
tak diungkap oleh Istana, tapi oleh pihak asing.
"Kalau kasusnya
Pak SBY malahan Snowden yang mengungkap. Pak SBY dan Ibu Ani nggak
pernah tuh ngomong sendiri. Kalau ini kan ngomong sendiri, kan lucu,"
ujarnya.
"Kita kan negara hukum, lapor saja ke polisi," imbuh politikus Partai Demokrat ini.
Jokowi buka-bukaan soal penyadapan terhadap dirinya.
Berbekal alat detektor, Jokowi mengaku menemukan 3 alat sadap di rumah
dinasnya di Jl Taman Suropati No 7, Menteng, Jakarta Pusat.
"Ya
kan ada detektornya, Desember lalu. Saya diem aja, saya sebenarnya nggak
mau bicara masalah ini. Di rumah dinas, nemu 3, di kamar tidur, ruang
tamu pribadi, ruang makan untuk rapat," kata Jokowi kepada wartawan di
Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (20/2/2014).
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar