Ketua Harian Partai Demokrat Syarif Hasan tak mau ikut arus hiruk-pikuk
penyadapan terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Menurut dia,
Demokrat hanya ingin fokus pada Pemilu Legislatif yang bakal berlangsung
9 April 2014.
Syarif pun cuek saja meski ada orang yang menduga
penyadapan di rumah dinas Jokowi dilakukan oleh pemerintah. Menteri
Koperasi dan UKM itu berpendapat, semua tak lebih dari manuver politik.
“Biar rakyat yang menilai semua manuver politik itu. Demokrat fokus ke pemilu legislatif,” kata Syarif, Jumat (21/2/2014).
Sebelumnya,
politisi Demokrat Ruhut Sitompul berpendapat penyadapan terhadap Jokowi
hanya akal-akalan PDIP. “Sudahlah, paling-paling hanya bikinan PDIP
itu,” kata Ruhut. Ia bahkan curiga PDIP sendiri yang memasang alat sadap
di rumah Jokowi.
Namun tudingan Ruhut itu dibantah PDIP. “Tidak
benar. Saya tahu sendiri alat sadap itu benar ada seperti yang
disampaikan oleh Pak Jokowi,” kata politisi PDIP Tubagus Hasanuddin.
Soal
penyadapan ini pertama kali diungkap oleh Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo
dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Kamis 20 Februari 2014. Tjahjo
menilai penyadapan itu sebagai teror untuk menjatuhkan PDIP dan Jokowi.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga dikuntit orang
tak dikenal, dan rumah pribadinya di Bali disusupi.
Sementara
Jokowi tak merasa khawatir meski disadap. “Saya enteng saja karena
(pembicaraan di rumah) tidak ada isinya. Paling orang yang nyadap saya
sekarang sedang kecewa karena saya omongannya begitu-begitu saja,” ujar
mantan Wali Kota Solo yang digadang-gadang menjadi capres 2014 itu.
Sumber :
viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar