Jumat, 21 Februari 2014

Surva-surve PDB: Elektabilitas Jokowi Mentok, Prabowo Naik

Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) masih menempati urutan pertama sebagai calon presiden dalam berbagai survei. Dalam survei yang dilakukan Pusat Data Bersatu (PDB), orang nomor satu DKI Jakarta itu berada di posisi pertama di angka 31,8 persen.
Namun, dalam survei yang dilakukan PDB, tingkat elektabilitas mantan Walikota Solo tetap stagnan berada di angka 31,8 persen.

Yang menarik dalam survei yang dilakukan 7-10 Februari 2014 itu, tingkat elektabilitas calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto terus meningkat.
"Prabowo dalam enam bulan terakhir, elektabilitasnya meningkat cukup signifikan dari 6,6 persen menjadi 12,8 persen," kata co-founder PDB Peter F. Gontha dalam publikasi hasil survei PDB, 'Indonesia Mencari Pemimpin', Jumat (21/2/2014).
Survei yang dilakukan melalui telepon tersebut dilakukan terhadap 1.200 sampel. Sampel dipilih secara acak melalui buku telepon.
Survei dilakukan di 15 kota besar, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Balikpapan, Banjarmasin, Mataram, Kupang, Makasar, Ambon, dan Jayapura.
Margin of error survei kurang lebih 2,8 persen pada tingat kepercayaan 95 persen.


Juga Tertinggi Untuk Posisi Cawapres
Jokowi tak hanya memiliki elektabilitas sebagai calon presiden yang tinggi,Jokowi juga memiliki elektabilitas yang tinggi jika menjadi calon wakil presiden. Hal itu terlihat dari survei yang dilakukan oleh Pusat Data Bersatu.
Agus Herta Peneliti PDB mengatakan, Jokowi berhasil menduduki elektabilitas Cawapres tertinggi. "Elektabilitas Jokowi sebagai Cawapres sebesar 14,5 persen," kata Agus di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Jumat (21/2/2014).
Agus mengatakan, ditempat kedua ada nama Jusuf Kalla dengan elektabilitas sebesar 11,2 persen yang dibawahnya ada Dahlan Iskan dengan 6,4 persen. Sementara, ada Basuki Tjahaja Purnama nama yang tidak pernah dibicarakan sebagai calon presiden namum memiliki elektabilitas tinggi sebagai Cawapres.
"Basuki memiliki elektabilitas 5,9 persen unggul dari Hatta Rajasa yang 4,4 persen atau Hary Tanoe 3,9 persen," tuturnya.

Parbowo Banyak Dipilih Laki-laki, Jokowi Semua Gender
Yang menarik survei elektabilitas jika berdasarkan gender, Prabowo paling banyak dipilih oleh pemilih pria sedangkan Jokowi merata oleh semua gender.
"Perempuan kurang berminat memilih Prabowo. Dari hasil survei hanya 3,9 persen dan 8,9 dipilih laki-laki. Itu karena para laki-laki tersebut memandang Prabowo sosok yang beribawa dan banyak yang ingin seperti dia. Sedangkan Jokowi dipilih oleh laki-laki 15,6 persen maupun perempuan 16,3 persen," jelas Co Founder Peter F Gontha di Hotel Atlet Century Park, Jumat (21/2/2014).
Sedangkan jika dilihat dari usia, kelompok usia yang paling banyak memilih Jokowi kisaran 36-45 tahun. Sedangkan untuk Prabowo merata di usia 36 sampai 55 tahun.
"Menunjukkan bahwa pemilih usia muda masih belum mengenal para calon presiden," jelas Gontha.

Jokowi-Puan Jeblok
Selain hal diatas, PDB juga melansir hasil survei tentang elektabilitas pasangan calon presiden (capres). Dengan berbagai simulasi pasangan, survei PDB menempatkan duet Joko Widodo alias Jokowi dengan M Jusuf Kalla memiliki elektabilitas tertinggi.
"Elektabilitas Joko Widodo - Jusuf Kalla 22,3 persen," kata peneliti PDB, Agus Herta dalam paparan hasil survei 'Indonesia Mencari Pemimpin' di Jakarta, Jumat (21/2/2014).
Selanjutnya, di bawah duet Jokowi-JK ada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan elektabilitas 8,1 persen. Sedangkan duet Megawati-Jokowi hanya di peringkat ketiga dengan elektabilitas Jokowi 8,1 persen.
PDB juga menduetkan Jokowi-Hatta dan Jokowi-Puan Maharani. Hasilnya, elektabilitas duet Jokowi-Hatta hanya 6,8 persen. Sedangkan duet Jokowi dengan Puan hanya memiliki elektabilitas 4,9 persen.
Elektabilitas Jokowi-Puan bahkan masih di bawah pasangan Dahlan Iskan-Chairul Tanjung yang mampu mencapai elektabilitas 5,7 persen. "Survei ini memasukkan pasangan tambahan alternatif tapi, Jokowi - Puan Maharani tetapi elektabilitas rendah," ungkapnya.
PDB juga menduetkan Aburizal Bakrie dengan Mahfud MD. Namun, duet Ketua Umum Golkar dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu hanya punya elektabilitas 2,8 persen. Seperti survei PDB sebelumnya, elektabilitas paling tinggi adalah Jokowi - Jusuf Kalla," katanya.
Khusus duet Jokowi-JK, elektabilitasnya teratas karena bisa inggul di berbagai wilayah baik Jawa maupun luar Jawa. Di wilayah Jawa, Jokowi - JK meraih elektabilitas 12,6 persen, sedangkan di luar Jawa mencapai 9,4 persen.
Sementara elektabilitas Prabowo-Hatta untuk wilayah Jawa hanya 5,8 persen. Di luar Jawa, elektabilitas Prabowo-Hatta hanya 4,4 persen.
Sedangkan Mega - Jokowi untuk wilayah Jawa 5,3 persen dan luar Jawa 2,8 persen. Kemudian, Jokowi-Hatta untuk wilayah Jawa 4,0 persen dan luar Jawa 2,8 persen.
Selanjutnya Dahlan-Chairul Tanjung meraup elektabilitas 3,3 persen di Jawa dan 2,4 persen di luar Jawa. Sedangkan duet Jokowi - Puan untuk wilayah Jawa 3,3 persen dan luar Jawa 1,7 persen. Terakhir cuet Ical - Mahfud untuk wilayah Jawa 1,4 persen dan luar Jawa 1,3 persen.
Herta menjelaskan, durvei itu dilakukan dengan metodologi wawancara via telepon 7 Februari 2014 hingga 10 Februari 2014. Reponden dipilih secara acak sistematis berdasarkan buku petunjuk telepon residental yang diterbitkan oleh PT Telkom.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 1.200, dari pengguna telepon di 15 kota besar di Indonesia. Yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Berikutnya, Balikpapan, Banjarmasin, Mataram, Kupang, Makassar, Ambon dan Jayapura. “Margin of error dalam penelitian ini kurang lebih 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen,” pungkasnya

Sumber :
- merdeka.com
- tempo.co
- tribunnews.com
- jpnn.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar