Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) masih menempati
urutan pertama sebagai calon presiden dalam berbagai survei. Dalam
survei yang dilakukan Pusat Data Bersatu (PDB), orang nomor satu DKI
Jakarta itu berada di posisi pertama di angka 31,8 persen.
Namun,
dalam survei yang dilakukan PDB, tingkat elektabilitas mantan Walikota
Solo tetap stagnan berada di angka 31,8 persen.
Yang menarik dalam
survei yang dilakukan 7-10 Februari 2014 itu, tingkat elektabilitas
calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto terus meningkat.
"Prabowo
dalam enam bulan terakhir, elektabilitasnya meningkat cukup signifikan
dari 6,6 persen menjadi 12,8 persen," kata co-founder PDB Peter F.
Gontha dalam publikasi hasil survei PDB, 'Indonesia Mencari Pemimpin',
Jumat (21/2/2014).
Survei yang dilakukan melalui telepon tersebut dilakukan terhadap 1.200 sampel. Sampel dipilih secara acak melalui buku telepon.
Survei
dilakukan di 15 kota besar, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta,
Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Balikpapan, Banjarmasin, Mataram,
Kupang, Makasar, Ambon, dan Jayapura.
Margin of error survei kurang lebih 2,8 persen pada tingat kepercayaan 95 persen.
Juga Tertinggi Untuk Posisi Cawapres
Jokowi tak
hanya memiliki elektabilitas sebagai calon presiden yang tinggi,Jokowi juga memiliki elektabilitas yang tinggi jika
menjadi calon wakil presiden. Hal itu terlihat dari survei yang
dilakukan oleh Pusat Data Bersatu.
Agus Herta Peneliti PDB mengatakan, Jokowi berhasil menduduki
elektabilitas Cawapres tertinggi. "Elektabilitas Jokowi sebagai Cawapres
sebesar 14,5 persen," kata Agus di Hotel Atlet Century, Senayan,
Jakarta, Jumat (21/2/2014).
Agus mengatakan, ditempat kedua ada nama Jusuf Kalla dengan
elektabilitas sebesar 11,2 persen yang dibawahnya ada Dahlan Iskan
dengan 6,4 persen. Sementara, ada Basuki Tjahaja Purnama nama yang tidak
pernah dibicarakan sebagai calon presiden namum memiliki elektabilitas
tinggi sebagai Cawapres.
"Basuki memiliki elektabilitas 5,9 persen unggul dari Hatta Rajasa yang 4,4 persen atau Hary Tanoe 3,9 persen," tuturnya.
Parbowo Banyak Dipilih Laki-laki, Jokowi Semua Gender
Yang menarik survei elektabilitas jika berdasarkan gender, Prabowo
paling banyak dipilih oleh pemilih pria sedangkan Jokowi merata oleh
semua gender.
"Perempuan kurang berminat memilih Prabowo. Dari
hasil survei hanya 3,9 persen dan 8,9 dipilih laki-laki. Itu karena para
laki-laki tersebut memandang Prabowo sosok yang beribawa dan banyak
yang ingin seperti dia. Sedangkan Jokowi dipilih oleh laki-laki 15,6
persen maupun perempuan 16,3 persen," jelas Co Founder Peter F Gontha di
Hotel Atlet Century Park, Jumat (21/2/2014).
Sedangkan jika
dilihat dari usia, kelompok usia yang paling banyak memilih Jokowi
kisaran 36-45 tahun. Sedangkan untuk Prabowo merata di usia 36 sampai 55
tahun.
"Menunjukkan bahwa pemilih usia muda masih belum mengenal para calon presiden," jelas Gontha.
Jokowi-Puan Jeblok
Selain hal diatas, PDB juga melansir hasil survei tentang elektabilitas
pasangan calon presiden (capres). Dengan berbagai simulasi pasangan,
survei PDB menempatkan duet Joko Widodo alias Jokowi dengan M Jusuf
Kalla memiliki elektabilitas tertinggi.
"Elektabilitas Joko Widodo - Jusuf Kalla 22,3 persen," kata
peneliti PDB, Agus Herta dalam paparan hasil survei 'Indonesia Mencari
Pemimpin' di Jakarta, Jumat (21/2/2014).
Selanjutnya,
di bawah duet Jokowi-JK ada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa
dengan elektabilitas 8,1 persen. Sedangkan duet Megawati-Jokowi hanya di
peringkat ketiga dengan elektabilitas Jokowi 8,1 persen.
PDB juga menduetkan Jokowi-Hatta dan Jokowi-Puan Maharani.
Hasilnya, elektabilitas duet Jokowi-Hatta hanya 6,8 persen. Sedangkan
duet Jokowi dengan Puan hanya memiliki elektabilitas 4,9 persen.
Elektabilitas Jokowi-Puan bahkan masih di bawah pasangan Dahlan
Iskan-Chairul Tanjung yang mampu mencapai elektabilitas 5,7 persen.
"Survei ini memasukkan pasangan tambahan alternatif tapi, Jokowi - Puan
Maharani tetapi elektabilitas rendah," ungkapnya.
PDB juga menduetkan Aburizal Bakrie dengan Mahfud MD. Namun, duet
Ketua Umum Golkar dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu hanya
punya elektabilitas 2,8 persen. Seperti survei PDB sebelumnya,
elektabilitas paling tinggi adalah Jokowi - Jusuf Kalla," katanya.
Khusus duet Jokowi-JK, elektabilitasnya teratas karena bisa
inggul di berbagai wilayah baik Jawa maupun luar Jawa. Di wilayah Jawa,
Jokowi - JK meraih elektabilitas 12,6 persen, sedangkan di luar Jawa
mencapai 9,4 persen.
Sementara elektabilitas Prabowo-Hatta untuk wilayah Jawa hanya
5,8 persen. Di luar Jawa, elektabilitas Prabowo-Hatta hanya 4,4 persen.
Sedangkan Mega - Jokowi untuk wilayah Jawa 5,3 persen dan luar
Jawa 2,8 persen. Kemudian, Jokowi-Hatta untuk wilayah Jawa 4,0 persen
dan luar Jawa 2,8 persen.
Selanjutnya Dahlan-Chairul Tanjung meraup elektabilitas 3,3
persen di Jawa dan 2,4 persen di luar Jawa. Sedangkan duet Jokowi - Puan
untuk wilayah Jawa 3,3 persen dan luar Jawa 1,7 persen. Terakhir cuet
Ical - Mahfud untuk wilayah Jawa 1,4 persen dan luar Jawa 1,3 persen.
Herta menjelaskan, durvei itu dilakukan dengan metodologi
wawancara via telepon 7 Februari 2014 hingga 10 Februari 2014. Reponden
dipilih secara acak sistematis berdasarkan buku petunjuk telepon
residental yang diterbitkan oleh PT Telkom.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 1.200, dari pengguna
telepon di 15 kota besar di Indonesia. Yakni Jakarta, Bandung, Semarang,
Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Berikutnya,
Balikpapan, Banjarmasin, Mataram, Kupang, Makassar, Ambon dan Jayapura.
“Margin of error dalam penelitian ini kurang lebih 2,8 persen dengan
tingkat kepercayaan 95 persen,” pungkasnya
Sumber :
- merdeka.com
- tempo.co
- tribunnews.com
- jpnn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar