Selasa, 03 Juni 2014

Curi Start Kampanye, Bawaslu Panggil Jokowi

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memutuskan akan memanggil calon presiden nomor urut dua, Joko Widodo. Pemanggilan untuk mengklarifikasi dugaan curi start kampanye itu dijadwalkan paling lambat Rabu (4/6) besok.
"Kami akan panggil calon yang bersangkutan sebab dia yang kampanye, bukan timnya. Kami berupaya menghadirkan hari ini atau paling tidak dalam satu atau dua hari ini," kata Komisioner Bawaslu Nasrullah, Selasa (3/6/2014).
Menurut Nasrullah, Jokowi diduga melakukan kampanye di luar jadwal yang ditentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Saat rapat plebo terbuka pengundian nomor urut calon presiden dan wakil presiden di KPU, yang bersangkutan melontarkan ucapan ajakan memilih. Padahal, kampanye pilpres baru dimulai Rabu (4/6/2014) besok.
Dalam Pasal 213, UU 42/2008,lanjut Nasrullah disebutkan setiap orang yang dengan sengaja melakukan Kampanye di luar jadwal waktu dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 12 (dua belas) bulan. Dan denda paling sedikit Rp 3 juta tau paling banyak Rp 12 juta.
"Kami minta sikap kooperatif untuk bisa hadir ke Bawaslu. Kehadiran ini sesungguhnya bagian untuk melihat apa kita sungguh-sungguh ingin mengawal pilpres dengan baik," ujarnya.
Tim advokasi pasangan capres nomor urut 1, Prabowo - Hatta Rajasa sebelumnya juga turut melaporkan dugaan pelanggaran aturan kampanye tersebut ke Bawaslu. Mereka meminta Bawaslu segera memangil Jokowi dan menindak tegas sesuai aturan hukum yang berlaku.
Pada saat pengundian nomor urut, Jokowi menggunakan waktu tiga menit yang diberikan KPU untuk menyampaikan sambutan. Capres yang diusung koalisi PDIP, PKB, Partai Nasdem, Partai Hanura, dan PKPI itu mengatakan, nomor urut dua memiliki arti mendalam. Menurutnya angka 2 adalah simbol keseimbangan.
"Ada capres, ada cawapres, ada mata kanan, ada mata kiri, ada telinga kanan, ada telinga kiri, ada tangan kanan, ada tangan kiri. Semuanya harmoni dalam sebuah keseimbangan dan untuk menuju kepada indonesia yang harmoni yang penuh keseimbangan, pililah nomor 2," kata Jokowi.  [republika]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar