Pilpres 2014 segera berlangsung. Berbagai macam pernak-pernik
pasangan pasangan kontestannya mulai mulai diperjualbelikan, terutama
pakaian bergambar wajah Joko Widodo yang dicapreskan
PDIP-NasDem-PKB-Hanura.
Salah satunya di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Sejumlah pedagang pakaian mulai menggantungkan kaos dengan gambar pria yang akrab disapa Jokowi itu. Warna pakaian yang didagangkan didominasi oleh warna hitam dan putih.
"Mari dek bajunya dek..," begitu ucap salah seorang pedagang wanita paruh baya yang mengenakan baju bewarna hijau.
Dia adalah Eva, wanita asal Medan yang sudah berdagang sejak 15 tahun
itu mengaku tertarik menjual baju Jokowi lantaran kentalnya atmosfer
pilpres saat ini. Tidak ada motifasi politis atau ideologis.Salah satunya di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Sejumlah pedagang pakaian mulai menggantungkan kaos dengan gambar pria yang akrab disapa Jokowi itu. Warna pakaian yang didagangkan didominasi oleh warna hitam dan putih.
"Mari dek bajunya dek..," begitu ucap salah seorang pedagang wanita paruh baya yang mengenakan baju bewarna hijau.
"Saya mah.., jualan saja. Mau pemilihan (pilpres) kan jadi yah kita ikut saja jualan baju seperti ini. Hihihi...," ungkapnya kepada Metrotvnews.com, Minggu (25/5/2014).
Sedangkan harga, bergantung dari ukuran pakaian. "Kalau paling kecil itu Rp25 ribu, yang besar itu bisa Rp 35-40 ribu," kata wanita berusia 61 tahun tersebut.
Lalu bagaimana dengan peminatnya? "Peminat dibandingkan baju lain sama-sama saja. Mungkin karena belom deket pemilihan," jawabnya.
Tak jauh dari lapak Eva, Metrotvnews.com kembali menemukan pakaian dengan gambar yang sama di salah satu dagangan yang diketahui milik Panjaitan. Wanita berusia 61 tahun itu ternyata juga turut menjual baju Jokowi.
Meski menjual barang yang sama. Namun Panjaitan memasang harga sedikit lebih mahal. "Karena kita satu ukuran," ucapnya. Dia pun menjual pukul rata dengan harga Rp 50 ribu.
Lain Eva dan Panjaitan, lain pula dengan Renald dan Santoso. Dua pria terakhir ini pedagang yang cukup berpengalaman menjual pernak-pernik pemilihan umum. Seperti Renald, pria berambut ikal itu mengaku sudah dua kali pemilu nerlangsung dirinya ikut berjualan berbagai macam atribut seperti kampanye.
"Saya jual atribut kampanye itu dari pilpres terakhir (2009)," ungkapnya pada kesempatan yang sama.
"Nggak cuman jual kaos saja, tapi spanduk, bendera juga," timpal Renald, pria yang berusia 26 tahun itu.
Diakuinya, pada pemilu kali ini, sebagai pedagang yang menjual atribut kampanye kurang enak dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Lantaran, adanya larangan untuk memasang spanduk dan bendera dari pemerintah.
"Kalau sekarang rada susah. Ngaak boleh pasang spanduk, bendera, kalau dulu kan enak jadi kita juga pesanan banyak," selorohnya.
Ternyata, Renald tak mau ketinggalan dengan pedagang seperti Eva dan Panjaitan. Dirinya juga ikut berjualan baju Jokowi. Tampak di depan tokonya, kaos berwarna merah-putih bertuliskan 'Jokowi-JK 2014. Indonesia Hebat' bertengger.
Berbeda dengan pedagang sebelumnya, Renald mengakui dirinya memasang harga tidak persatuan baju melainkan perseribu. "Jualnya itu kita 1000 kaos untuk harga satuan Rp8 ribu," jelas Renald. "Jadi kira-kira Rp8 juta lah kalau untuk kaos itu."
Disamping kaos, Renald juga menjual jenis kemeja. Namun lain halnya dengan kemeja. Harga satuannya sekitar Rp 55rb. Tak berbeda jauh dengan Renald. Santoso, pedagang yang juga terbiasa menerima pesanan atribut pemilu itu menjual pula baju Jokowi. Santoso menjual dengan lebih variatif. Ada kaos, kemeja, dan kaos berkerah.
"Kemeja kita jual, Rp 85 ribu, kaos tergantung bahan. Kalau bahannya bagus bisa Rp 95ribu kalau bahannya biasa bisa Rp 17 ribu. Sedangkan kaos berkerah kita jual sekitar Rp 55ribu," jelas pria berbadan kecil ini. [Lhe/metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar