Bakal calon presiden Joko Widodo menyayangkan banyaknya potensi tambang dan pertanian yang tidak tergarap dengan baik oleh pemerintah pusat di Kalimantan Selatan. Dia pun mengungkapkan strategi untuk mendorong industrialisasi di daerah tersebut.
Saat berkunjung ke kantor Banjarmasin Pos, Minggu (25/5/2014), Jokowi bercerita dia pernah mengunjungi Kalsel sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dia melihat daerah itu memiliki potensi hasil yang besar, semisal batu bara, bauksit, batu mulia, kelapa sawit dan karet.
"Saya kira ini persoalannya. Kita tidak berani industrialisasi. Kalau bahan-bahan itu turun menjadi produk setengah jadi atau jadi, pasti nilai tambahnya jauh lebih besar," ujar Jokowi.
"Contohnya bauksit, kalau diturunkan menjadi aluminium bisa belasan kali lipat harganya. Belum lagi diturunkan jadi barang jadi lainnya bisa beratus kali lipat harganya," sambungnya.
Dia mencontohkan lagi salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan penghasil kedelai yang kualitasnya bagus. Seharusnya, lanjut Jokowi, pemerintah langsung melihat potensi itu dan menginventarisasikannya ke dalam potensi pertanian dan bisa menjadi lumbung bagi daerah lain.
"Kalau fokus, negara ini mudah sekali. Karena kita enggak pernah fokus, banyak yang lepas dan akhirnya impor. Masak kita impir beras, kedelai, ikan. Impor kok ya ikan. Semuanya ini bisa dihentikan,swasembada pangan," ujarnya.
Di satu sisi, Jokowi mengakui bahwa untuk merangsang industrialisasi, membutuhkan iklim usaha yang sehat. Oleh sebab itu, harus ada kebutuhan utama pengusaha, yakni modal atau insentif. Dengan demikian, pelaku usaha itu tetap bergairah melakukan industrialisasi.
Jika kebijakan tersebut telah berjalan dengan stabil, lanjut Jokowi, pemerintah tinggal melaksanakan fungsi kontrol yang ketat atas pelaksanaan industri. Fungsi kontrol dapat dilakukan, baik kementerian atau gubernur, wali kota hingga ke tingkatan bupati.
"Kita harus masuk ke proses transisi, lalu kita targeti jenis industri apa yang potensi digali di negara kita. Indonesia akan melompat," ujarnya. [kompas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar