Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai punya gaya komunikasi yang buruk. Dari hasil survei Pusat Studi Sosial dan Politik Indonesia (Puspol Indonesia) mantan Gubernur DKI Jakarta itu diminta untuk menggunakan juru bicara.
"Dari segi gaya komunikasi Presiden Jokowi, mendapat angka 5,76 dari skala 1-10. Artinya harus diperbaiki komunikasi. Saya mengusulkan presiden perlu juru bicara," kata Direktur Eksekutif Puspol Indonesia, Ubaedillah Badrun di sela-sela diskusi hasil survei terhadap Jokowi-JK selama tiga bulan kepemimpinannya di Bakoel Koffie, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu, (21/1/2015).
Ubaedillah kemudian membandingkan Jokowi dengan SBY. Menurut dia, sosok SBY yang dikenal cakap berkomunikasi atau memiliki retorika yang baik, masih membutuhkan juru bicara dalam sepuluh tahun kepemimpinannya.
"Sebagus itu saja, pak SBY memerlukan juru bicara. Saya kira pak Jokowi bukan seorang superman. Memang tidak semua manusia sempurna. Tapi dengan kesadaran itu, pak Jokowi membutuhkan juru bicara," tukas Dosen Politik Universitas Negeri Jakarta itu.
Dalam survei itu. Publik juga menilai gaya berpakaian Jokowi. Mayoritas publik beranggapan gaya pakaian Jokowi tak mencirikannya seperti seorang presiden.
publik menilai pakaian yang digunakan Jokowi tak menampakan seperti seorang presiden. Adapun gaya pakaian yang dimaksud adalah kemeja putih lengan panjang yang digulung.
"Nilainya sangat buruk di hadapan publik," lanjut dia. Meski demikian, publik mengapresiasi gaya Jokowi yang mengenakan batik.
Riset Puspol Indonesia dihelat 6 - 16 Januari 2015 dengan melibatkan 756 responden di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Penentuan responden ditentukan berdasarkan teknik multistage random sampling. Margin of error sebesar tiga persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Ubaedillah mengatakan dipilihnya tiga provinsi itu karena mempertimbangkan beberapa hal. [metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar