Saat ini, jumlah swing voters (pemilih
mengambang) ada di kisaran 40% lebih dari total pemilih. Partai politik
(parpol) pengusung Jokowi-Jusuf Kalla (JK) memilih untuk memaksimalkan
kerja para relawan dan konsolidasi semua struktur yang ada hingga
tingkat bawah untuk menarik para swing voters ini.
Seperti diungkapkan Sekjen PDI-P Tjahjo Kumolo, dari sisi parpol,
akan segera dikuatkan sebagai tim pemenangan bersama. Tim utama dibentuk
berisi perwakilan empat parpol yang diwakili 15 orang. Mereka akan
menjadi tim inti yang akan didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Setiap dua minggu sekali, seluruh tim akan dikumpulkan untuk
melakukan rapat evaluasi serta perencanaan cara meraih simpati rakyat.
Model yang akan digunakan struktur itu nantinya berdasarkan pemetaan
wilayah. Misalnya, apabila Partai Nasdem kuat di wilayah Bengkulu, maka
kader partai itu akan dikuatkan agar bisa meraih suara di sana.
"Tim parpol ini akan bekerja bersama-sama para relawan yang selama
ini memang mendorong Pak Jokowi menjadi capres," kata Tjahjo di Jakarta,
Kamis (22/5).
Ketua DPP Hanura, Saleh Husin, menyatakan kunci untuk menarik swing voters
adalah dengan melakukan hal yang menarik simpati. "Bisa melalui tatap
muka, kegiatan bersama dalam berbagai hal, yang tentu sesuai
karakteristik daerah masing masing," kata Saleh.
Menurut Tim Pakar Seknas Jokowi, Eva Kusuma Sundari, pemilihan tema
kampanye yang menarik masyarakat bisa menjadi kunci lain untuk menarik
minat swing voters. Semisal, tema perbedaan kerja sama
ideologis pendukung Jokowi-JK dihadapkan dengan model koalisi pragmatis
ala Prabowo-Hatta. Sebagaimana hukum politik, maka kesamaan kepentingan
akan menarik orang-orang sejenis untuk mengelompok jadi satu. Sehingga
yang pragmatis merasa adalah konsekuensi logis bila mereka bersatu atas
kepentingan kursi, jabatan, dan posisi.
"Kemenangan untuk meraih simpati ini tentu hanya akan ditentukan kerja keras selain dukungan dari langit," kata Eva. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar