Kader muda Partai Golkar pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla
(Jokowi-JK) menentang berlangsungnya munaslub untuk pergantian ketua umm
Aburizal Bakrie (Ical). Karenanya, upaya untuk menyelenggarakan forum
tersebut dianggap tak mewakili kelompoknya.
Ketua Balitbang Golkar, Indra J Piliang mengatakan, tak ingin
munaslub berlangsung. Sebab akan memakan proses dan waktu yang cukup
panjang. Padahal ia hanya ingin membantu JK memenangkan kontestasi
pilpres 2014. Sehingga tak ingin menyoalkan urusan tersebut.
"Saya menolak munaslub. Waktu kita ini mepet hanya tersisa 50 hari
terakhir. Kami hanya ingin membantu JK," kata Indra saat dihubungi Republika, Kamis (22/5/2014).
Dia menambahkan, rencana munaslub juga bukan dari kader muda Golkar
yang tergabung dalam Forum Paradigma Gerakan Indonesia. Itu hanya suara
dari sebagian tokoh senior yang menganggap mandat Ical sebagai
fungsionaris Golkar harus dicabut.
Namun saat ditanya keberpihakannya terhadap JK, Indra mengatakan,
ketumnya memang tak melaksanakan hasil keputusan rapimnas. Ketentuan
yang diperoleh menyatakan, Ical sebagai capres atau cawapres, dan punya
wewenang menentukan koalisi.
"Artinya dia boleh berkoalisi dengan parpol mana pun asalkan tetap
sebagai capres atau cawapres. Bukan hanya menjadi pengusung pasangan
calon," ujar dia.
Indra menyatakan, akan segera bergerak memenangkan pasangan Jokowi-JK
setelah keputusan partai. Kamis (22/5) malam, Golkar akan melangsungkan
rapat pleno terkait kebijakan partai.
Dia menambahkan, mungkin saja ada pembahasan mengenai pemecatan serta
sanksi sejumlah kader yang memberikan dukungan terhadap kompetitor
koalisi. Ia akan hadir dalam rapat tersebut untuk memberikan perlawanan
hukum.
Menurutnya, ada proses serta prosedur yang harus dijalani Golkar
terlebih dahulu. "Mereka tak bisa sembarangan memecat kadernya. Ada
prosedur hingga tingkat mahkamah partai lalu pengadilan negeri, terakhir
Mahkamah Agung (MA)," kata dia. [republika]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar