Tim advokasi bagi Joko Widodo (Jokowi)
merasa gerah karena kasus dugaan korupsi proyek pengadaan armada
Transjakarta terus dirembet-rembetkan pada pria yang kini maju sebagai
calon presiden (capres) itu. Padahal, capres yang masih menyandang
sebagai Gubernur DKI itu sudah bersikap tegas dalam kasus penyimpangan
proyek Transjakarta.
Menurut Alexander Lay selaku anggota tim
advokasi bagi Jokowi, kasus dugaan korupsi armada Transjakarta sudah
menyeret mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI, Udar Pristono sebagai
tersangkanya.
Namun, jauh-jauh hari sebelum Udar menjadi tersangka sudah
terlebih dulu dicopot dari jabatannya sebagai Kadishub DKI.
Alexander mengatakan, pencopotan Udar
menunjukkan duet Jokowi bersama Basuki T Purnama di Pemprov DKI punya
komitmen tinggi untuk menciptakan pemerintahan yang bagus dan bersih.
“Jokowi membuktikan sikap tegas dalam menerapkan asas good governance di
Pemda DKI Jakarta. Ia sudah merespons dugaan tindak pidana korupsi
dalam pengadaan bus Transjakarta," kata Alexander dalam jumpa pers di
Jakarta, Kamis (22/5).
Alexander mengakui bahwa Jokowi sebagai
Gubernur DKI tentu tahu ada proses pengadaan armada Transjakarta karena
memang sudah dianggarkan di APBD DKI 2013. Namun, lanjut Alexander,
Jokowi sebagai gubernur tentu tak terlibat dalam hal teknis pengadaan
armada Transjakarta karena diserahkan ke Dishub DKI.
Alexander menambahkan, Jokowi sudah
melakukan langkah nyata dalam mendongkrak kinerja birokrasi di Pemprov
DKI termasuk dengan membuat terobosan melalui lelang jabatan. Selain
itu, Jokowi juga sudah berusaha membersihkan Pemprov DKI dengan
mengganti para kepala dinas termasuk Udar Pristono.
Karenanya Alexander merasa heran ketika
Jokowi disebut ikut terlibat penggelembungan harga armada Transjakarta
dari Tiongkok. “Tuduhan bahwa Jokowi terlibat dugaan mark up harga bus
sama sekali tak berdasar," tegasnya.
Lebih Alexander menegaskan bahwa pihak
yang menyebut Jokowi terlibat dalam kasus dugaan korupsi Transjakarta
merupakan upaya kampanye hitam. Mantan anggota Tim Pengacara
Bibit-Chandra itu mengatakan, ada pihak yang memelintir kasus
Transjakarta agar seolah-olah melibatkan Jokowi maupun keluarganya.
Karenanya Alexander pun menyayangkan
pihak yang sengaja mengumbar tudingan bahwa Jokowi terlibat korupsi
proyek Transjakarta. “Kita sudah inventarisir usaha kampanye hitam
mendiskreditkan Jokowi dan keluarga,” lanjut Alexander. [jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar