Salah satu persoalan utama yang diangkat pasangan Joko Widodo
(Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) adalah kemiskinan. Pasangan ini mengkritik
pondasi ekonomi nasional yang rapuh karena berlanjutnya masalah
kemiskinan.
Harus diakui, kemiskinan menjadi potret buram ekonomi Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di
Indonesia pada September 2013 mencapai 28,55 juta orang atau sekitar 11
persen dari penduduk Indonesia. Angka ini naik 1,7 persen atau 480.000
jiwa dari posisi Maret 2013.
Dalam visi-misinya sebagai calon presiden dan calon wakil presiden
periode 2014-2019, Jokowi-JK sesumbar mampu menekan jumlah penduduk
miskin di Indonesia. Ditargetkan, pada 2019 jumlah orang miskin hanya
5-6 persen dari total penduduk Indonesia.
Pintu masuk untuk menekan angka kemiskinan melalui sektor pendidikan.
Jokowi-JK yakin, dengan meningkatnya akses penduduk miskin pada
pendidikan formal dan pelatihan ketrampilan yang gratis, penurunan
tingkat kemiskinan bakal konstan terjadi.
Selain itu, agar jumlah penduduk miskin tidak semakin banyak,
perlunya menjaga daya beli masyarakat miskin. Untuk itu pemerintahannya
nanti memastikan bakal menjamin stabilitas harga kebutuhan pokok
sekaligus penciptaan pasar bagi produksi usaha-usaha mikro. [noe/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar