Pembelotan elite partai politik marak terjadi mewarnai proses awal pengajuan calon presiden dan wakil presiden. Politisi secara pribadi memilih mengambil sikap berbeda dari sikap partai.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya Luhut Binsar Panjaitan, misalnya mendukung pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla, padahal Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie berkoalisi dengan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.
Pro-kontra pun segera muncul. Ketua Dewan Pertimbangan Akbar Tandjung termasuk keberatan atas sikap Luhut.
Tetapi pendukung purnawirawan jenderal TNI Angkatan Darat itu tidak kalah banyak, yakni para sesepuh TNI.
"Banyak yang mendukung. Yang paling surprise adalah Pak Solihin GP, senior yang sudah berusia 90 tahun. Kemudian Jenderal Wismoyo, mereka mendukung," ujar Luhut dalam wawancara terbatas dengan Tribun dan Kompas TV di kediamannya di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (21/5).
"Pak Solihin GP adalah Gubernur Akmil ketika saya menjadi taruna," kata Luhut.
Solihin GP dimaksud adalah tokoh Sunda Solihin Gautama Purwanegara. Ia mantan gubernur Jawa Barat, mantan Pangdam di beberapa Kodam, mantan Gubernur Akademi Militer (Akmil) dan Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan (Sesdalopbang) era Presiden Soeharto.
Adapun Wismoyo Aris Munandar salah satu perwira TNI yang sangat disegani, dia mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat yang gencar mencanangkan prajurit TNI AD back to barrack tahun 1990-an.
"Totalnya saya menerima SMS dan telepon lebih dari 100 orang. Umumnya mendukung sikap saya," kata Luhut mantan Komandan Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat.
Selain Luhut, ada banyak elite politik yang berseberangan sikap dengan induk organisasi politiknya. Dari Partai Golkar misalnya, ada mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris, mantan Menteri/Ketua Bappenas Paskah Suzetta, dan Ketua Badan Litbang Partai Golkar Indra J Piliang.
Sementara dari Partai Amanat Nasional (PAN) artis yang terjun ke politik Wanda Hamidah menyatakan dukungan kepada Jokowi - JK.
Sedangkan di kubu lawan, sejumlah politisi top membelot ke pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa. Politisi PKB ada Mahfud MD dan Rhoma Irama. Kemudian politisi Partai Hanura Fuad Bawazier dan Hari Tanoesoedibjo. [Tribun/amb/yog/nic]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar