Meski sudah mengerucut ke beberapa nama, PDI Perjuangan (PDIP) belum memutuskan calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Joko Widodo alias Jokowi di pilpres nanti.
Politikus PDIP Ian Siagian menilai, Jenderal TNI (Purn) Luhut B Panjaitan cocok untuk mendampingi Jokowi di Pilpres 9 Juli nanti. Ia meminta agar PDIP dapat mempertimbangkan figur wakil ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar itu.
"Saya kira Luhut Panjaitan layak dipertimbangkan jadi Cawapres Jokowi. Saya pikir yang perlu dipertimbangkan dari militer itu Pak Luhut," kata Ian, di Jakarta, Senin (12/5/2014).
Menurutnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Jokowi selaku capres perlu mempertimbangkan sosok cawapres dari kalangan militer yang memiliki pengalaman.
"Dia (Luhut) itu bintang empat, mantan dubes, mantan menteri, saya rasa dengan Pak Jokowi itu nyaman," tegas anggota Komisi IV DPR itu.
Luhut Panjaitan adalah mantan menteri perindustrian dan perdagangan RI di era pemerintahan Presiden Gur Dur. Luhut mendapat promosi pangkat jenderal berbintang tiga saat ia dipercaya sebagai Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat di Bandung. Kemudian ia menjabat menteri dan dianugerahi pangkat jenderal berbintang empat purnawirawan.
Ia juga menerima penghargaan Adimakayasa. Penghargaan itu merupakan penghargaan terhormat di Akademi Militer selepas pendidikan dari Akademi Militer dengan pangkat letnan dua, langsung bertugas di Kopassus.
Di Kopassus, Luhut Panjaitan pernah menjabat menjadi Komandan Pusat Pendidikan Kopassus di Batujajar, Bandung. Sebagai asisten operasi di Markas Kopassus serta komandan pertama Detasemen 81 yang sekarang disebut Detasemen Penanggulangan Teror atau Gultor 81. Satuan detasemen yang sangat disegani dan secara khusus menangani masalah teroris saat itu.
Sebelum menjabat menteri perindustrian dan perdagangan di era pemerintahan reformasi, dia juga aktif sebagai seorang pengusaha. [mes/inilah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar