Senin, 12 Mei 2014

Takut Prabowo Kalah, Gerindra Gulirkan Hak Angket Untuk Pencapresan Jokowi

Rencana partai Gerindra DKI menggalang hak angket mempertanyakan alasan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) maju sebagai capres di pilpres Juli mendatang mendapat respon politisi PDI Perjuangan.
Wakil ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo mengatakan bahwa Jokowi diijinkan atau tidak mencapres oleh warga Jakarta dapat dilihat dari dua indikator. Pertama, berdasarkan survei Golden Institute, Maret lalu dimana 65,3 persen warga Jakarta menginginkan Jokowi jadi Presiden.
"Hasil ini diperkuat dengan hasil pileg 2014, dimana PDI Perjuangan mendapatkan perolehan suara terbanyak di DKI Jakarta. Ini sama artinya warga Jakarta mendukung Jokowi menjadi capres," ujarnya di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat Senin (12/5/2014).
Dia menuding ketimbang ketua DPD Gerindra DKI mengurusi soal pencapresan Jokowi lebih baik mengurusi pemenangan capres yang diusung partainya sendiri. Karena kepanikan yang ditunjukkan saat ini membuat warga Jakarta melihat ketidakpercayaan diri dalam menghadapi pilpres Juli mendatang.
Ketua DPC PDIP Jaktim William Yani menambahkan sangat tidak wajar saja hanya gara-gara Jokowi mau nyapres maka DPRD DKI yang dimotori Gerindra mengajukan hak angket. Yani juga mengaku tidak ada larangan bagi anggota dewan menggunakan hak angketnya yang melekat pada masing-masing anggota dewan.
"Tapi aneh saja untuk nanya pak Jokowi kenapa mau jadi Presiden saja pake hak angket. Lantaran hak angket biasanya digunakan bila keadaannya situasional dan benar-benar berdampak luas.
"Ini Jokowi maju karena punya niat baik untuk membenahi negeri ini. Kok DPRD DKI malah mengeluarkan hak angket, kan aneh,"tandasnya.  [beritasatu]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar