Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, mengatakan koalisi yang dibangun partainya masih mungkin bertambah gemuk. Hanya saja, kemungkinan tersebut belum bisa dipastikan dalam waktu dekat lantaran belum ada kesepakatan baru dengan partai lain.
"Belum ada keputusan soal partai koalisi yang baru," katanya seusai bertemu duta besar negara sahabat, di Cafe Tugu Kunsktring, Jakarta, Senin (12/5/2014).
Menurut Jokowi, PDI Perjuangan masih terus mengadakan pertemuan-pertemuan dengan partai lain. Pertemuan penjajakan koalisi tersebut, ujarnya, dilakukan melalui pendekatan ke dirinya atau Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri. Jalur pendekatan lain, katanya, melalui Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo dan Ketua PDI Perjuangan Puan Maharani.
Dukungan terhadap pencalonan Jokowi sebagai calon presiden semakin bertambah. Dukungan pertama diberikan oleh PDI Perjuangan pada Maret lalu. Selanjutnya, dukungan datang dari Partai NasDem hanya berselang beberapa hari setelah pelaksanaan pemilihan legislatif. Partai Kebangkitan Bangsa ikut bergabung dalam barisan Jokowi pada Sabtu pekan lalu.
Rabu nanti, Jokowi berencana mengumpulkan tiga partai anggota koalisi. Pada pertemuan itu, Jokowi meminta masukan nama-nama kandidat calon wakil presiden. Setelah mendapatkan nama-nama, Jokowi akan menentukan calon pendampingnya. "Setelah itu, diberikan ke kami dan saya yang milih yang ini atau yang ini," katanya.
Salah satu kandidat calon wakil presiden Jokowi, Jusuf Kalla, mengatakan kewenangan memilih pendamping Jokowi ada di tangan Megawati Soekarnoputri, bukan di tangan Gubernur Jakarta itu. “Jokowi tidak punya kewenangan. Yang punya kewenangan adalah ketua partai,” katanya dalam wawancara majalah Tempo pekan ini. Menurut Kalla, nama calon wakil presiden Jokowi tersisa pada dua nama yaitu Kalla dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad. [Ananda Teresia/tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar