Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh menilai Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi kandidat tunggal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) adalah figur yang bernasib baik. Dia juga meminta sejumlah pihak tidak meremehkan Jokowi.
"Jokowi saya kenal baik, kita tidak boleh 'underestimate' dia, dia punya 'chance', nasibnya baik, mulai dari Wali Kota Solo, Gubernur Jakarta, cepat-cepat banget naik pangkatnya ini orang. Saya menghargainya dan sekarang dia jadi capres," kata Surya Paloh di Semarang, seperti dikutip Antara, Jumat (4/4/2014).
Namun ia menahan diri untuk tidak memberikan komentar mengenai sejauh mana kesempatan Jokowi dan PDIP untuk memenangi pemilihan presiden nanti, terutama setelah muncul sindiran bahwa Jokowi adalah capres boneka oleh salah satu parpol lain.
"Saya mengenal semua pimpinan partai politik dan mereka kawan-kawan saya, makanya saya mengajar diri saya untuk tidak memberikan komentar negatif. Kembali ke Jokowi dan bagaimana dengan pimpinan boneka, kita harus jaga etika, mudah menyalahkan orang lain tapi kita pelit menyalahkan diri sendiri, paling tidak seharusnya bisa menyeimbangkan agar tidak terlampau menyalahkan orang lain," kata Surya.
PDIP sebagai partai senior menurut Surya sudah punya pertimbangan sendiri saat mencalonkan Jokowi sebagai capres.
"Dengan jam terbang di luar pemerintahan selama 10 tahun pasti PDIP punya pikiran sendiri dari hasil kontemplasi kenapa mencalonkan gubernur yang baru terpilih sebagai presiden. Saya menghargai itu, jadi tidak tepat saya sebagai ketua umum partai politik memberikan komentar mengenai parpol lain," ujar Surya.
Surya pun enggan menjelaskan kemungkinan koalisi yang akan dilakukan oleh Nasdem. "Partai yang mendekati Nasdem belum ada, karena ini adalah partai baru. Nasdem juga tidak mendekati partai lama, biarkan berproses secara alamiah karena hampir semua ketua umum partai adalah teman saya," ungkap Surya.
Namun ia menegaskan Nasdem siap untuk bekerja sama dengan semua parpol apapun yang menerima visi Nasdem yaitu restorasi Indonesia.
"Nasdem dua-duanya siap (untuk oposisi ataupun koalisi), memang untuk mencapai gagasan besar dalam politik tidak mungkin dioperasionalkan bila parpol itu hanya jadi pelengkap, kami realistis, yang kuat saja belum tentu mampu mengimplementasikan, bagaimana yang kecil," tambah Surya.
Surya Paloh sesungguhnya sudah pernah satu kali melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di ruang VVIP Bandara Juanda Surabaya, Jawa Timur, pada (17/3/2014).
Pertemuan itu dilakukan hanya berselang empat hari dari pernyataan Jokowi bahwa ia ditunjuk sebagai capres dari partai berlambang banteng tersebut pada (14/3/2014).
Surya Paloh datang ke Jawa Timur untuk berziarah ke makam mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jombang dan makam kakek Gus Dur, KH Hasyim Asy'ari di Pondok Pesantren Tebu Ireng. Setelah itu Surya berkampanye di Lapangan Tembelang, Jombang.
Sedangkan Megawati yang didampingi oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Puan Maharani dan Sekretaris Jenderal PDIP Tjahjo Kumolo berangkat dari Jakarta untuk berkampanye di Surabaya. Namun belum ada pernyataan tegas mengenai koalisi kedua parpol tersebut.
Sumber :
antaranews.com
Ternyata Surya Paloh cukup bijak juga... PF-deh.... (proficiat)
BalasHapus