Keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dinilai tepat dengan menetapkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai bakal calon presiden sebelum waktu kampanye terbuka. Penetapan itu langsung membuat dukungan publik pada PDIP meningkat secara signifikan.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi menjelaskan, elektabilitas PDIP pada Februari 2014 masih di kisaran 16,6 persen.
Elektabilitas PDIP lalu meningkat relatif tinggi ke angka 24,5 persen setelah penetapan Jokowi sebagai bakal capres pada 14 Maret 2014. Setelah itu, PDIP lalu mengkampanyekan Jokowi sebagai bakal capres.
"Penetapan Jokowi waktunya tepat. Kalau enggak ditetapkan (saat itu), bisa jadi elektabilias Jokowi turun, dan elektabilitas PDIP juga turun terus," kata Burhanudin saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Jumat (4/4/2014).
Hasil survei Indikator Politik lainnya, di periode yang sama, elektabilitas Golkar ada di posisi 14,9 persen, Gerindra 10,5 persen, dan Demokrat 7,2 persen. Sementara untuk PKB ada di posisi 7 persen, PPP 5 persen, dan elektabilitas partai lainnya ada di bawah 5 persen.
Peningkatan dukungan untuk PDIP berasal dari pemilih yang sebelumnya belum menentukan pilihannya. Hasil survei itu, kata dia, menjadi bukti bahwa ketokohan masih menjadi faktor penting terkait elektabilitas partai politik.
"Kenaikan elektabilitas PDIP enggak mengambil suara dari partai lain, tapi lebih banyak berasal dari swing voters," ujar Burhanudin.
Indikator Politik mengaku melakukan survei sebanyak dua kali, sebelum musim kampanye terbuka (28 Februari - 10 Maret 2014) dan sesudah musim kampanye terbuka (18-24 Maret 2014). Jumlah sampel survei sebanyak 1.220 yang tersebar di berbagai wilayah dan telah memiliki hak memilih dalam pemilu.
Metodologi survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan margin of error 2,9 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Quality control pada hasil survei dilakukan secara random pada 20 persen responden. Indikator politik mengaku melakukan survei ini bekerjasama dengan salah satu media nasional yang menjadi penyokong dananya. Jumlah dana yang digelontorkan untuk survei ini tidak disebutkan.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar