Jumat, 04 April 2014

Hanya Jokowi Yang Bisa Selamatkan Indonesia

Figur Calon Presiden PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) dianggap mampu menentukan masa depan Indonesia ke arah yang lebih baik.
Setidaknya itu yang disimpulkan dalam materi diskusi publik bertajuk "Menentukan Arah Masa Depan Indonesia Di Tahun 2014", Jumat (4/4/2014).
Anggapan tersebut dilihat lantaran selama ini Gubernur DKI itu tidak memiliki rekam jejak negatif. Jokowi dinilai bisa menyelesaikan krisis multidimensi yang datang silih berganti di negeri yang kaya sumber daya alam ini.
Tidak terselesaikannya krisis multidimensi, karena Indonesia selalu dipimpin oleh orang-orang yang berasal dari ketua umum partai.
Bahkan negeri yang dihuni sekitar 240 juta jiwa manusia ini nyaris berada diambang kehancuran karena ulah pemimpin yang tidak punya visi-misi positif.
Mereka seolah tak punya rasa nasionalisme dan hidup hedonis, yang mengambil keuntungan dari kekayaan bangsa ini.
"Tidak ada satupun yang pantas memimpin Indonesia. Saya secara pribadi mengajak teman-teman khususnya di Sekber, saat ini dan 5-10 tahun yang akan datang, harus kita dukung, harus kita antarkan Pak Jokowi yang akan menentukan masa depan bangsa," kata Ketua Sekretariat Bersama Jokowi for Presiden, Kemal Salim, Jumat (4/4/2014).
Kemal menambahkan, Jokowi memiliki visi-misi yang sama dengan presiden Venezuelan Hugo Chaves dan mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.
Hugo Chaves dan Ahmadinejad, kata dia adalah dua pemimpin yang bisa menunjukkan jati diri bangsanya.
Mereka sudah memberikan pelajaran kepada negara-negara besar di Eropa dan Amerika.
"Yang bisa menggagalkan Jokowi sebagai capres adalah pemerintah yang sedang berkuasa. Dan yang kemudian adalah kematian yang menjegal Jokowi. Semoga kita bisa bahu-membahu untuk mengantarkan Jokowi. Jokowi bisa mengantarkan kita dan buruh semua," jelas dia.
Hal senada juga disampaikan Ketum Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (Gaspermindo) Bambang Eka.
Menurut Bambang, Jokowi adalah figur dan sosok pemimpin yang bisa menginspirasi banyak kalangan.
Hal tersebut bisa dibuktikan ketika Jokowi menemui para demonstransi kaum buruh yang menuntut kenaikan Upah Minumum Provinsi (UMP) Jakarta yang dikuiti oleh pemerintah daerah di seluruh tanah air.
"Ketika Jokowi diangkat jadi gubernur dia menghadapi kaum buruh yang menuntut kenaikan UMP. Dia mengabulkan atau berhasil menaikkan 40% upah buruh. Ini bukti Jokowi mampu menghadapi buruh," katanya.
"Perlu orang-orang yang hebat dan berani memimpin Indonesia. Kalau orang biasa-biasa saja tidak mungkin bisa menyelesaikan masalah bangsa ini. Dan kebijakan Jokowi itu kemudian berhasil menginspirasi daerah-daerah lain untuk menaikkan UMK," lanjut Bambang.
Bambang menegaskan sudah saatnya konfiderasi serikat buruh yang terpecah belah menyatukan kembali kekuatan untuk mengantarkan Jokowi merebut kursi Presiden dari Susilo Bambang Yudhoyono melalui proses yang demokratis.
Menurutnya, jumlah kaum buruh saat ini mencapai 35 juta dan kurang lebih dipimpin 100 konfiderasi serikat buruh.
Dengan angka yang cukup signifikan itu, kaum buruh bisa mempengaruhui dan mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah yang akan menyengsarakan nasib kaum buruh.
Diskusi publik ini diselenggarakan Serikat Pekerja Nasional (SPN) dan bekerjsama dengan Aliansi Rakyat Merdeka (ARM).
Hadir sebagai pembicara Ketua Sekretariat Bersama Jokowi for Presiden, Kemal Salim dan Ketum Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (Gaspermindo) Bambang Eka.

Sumber :
inilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar