Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar
Nusa Bhakti meyakini Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi yang
merupakan capres dari PDI Perjuangan (PDI-P) tidak tertandingi dalam
Pilpres 2014. Maka, tidak berlebihan jika PDI-P dan Jokowi menggunakan
slogan "seng ada lawan" dalam berkampanye.
Hal itu diungkapkan Ikrar dalam seminar bertajuk "Presiden RI:
Mengapa Harus Jokowi?" yang digelar Alumni Angkatan 78 FISIP UI, di
Jakarta, Jumat (4/4/2014). "Seng ada lawan" adalah bahasa Ambon yang artinya
kurang lebih "Tak ada lawan".
"Slogan untuk Jokowi yang baik adalah 'seng ada lawan' karena sudah tidak tertandingi," katanya.
Ikrar mengatakan hal itu merujuk hasil survei terbaru dari Center for
Strategic and International Studies (CSIS). Survei ini menyimulasikan
tiga skenario Pilpres 2014 yakni jika hanya diikuti Jokowi dan Prabowo,
Jokowi melawan calon-calon lain, dan jika diikuti tiga kandidat yakni,
Jokowi, Prabowo, ARB. Dari ketiga skenario ini semua pemenangnya adalah
Jokowi.
"Survei CSIS terbaru menyebutkan Jokowi kalau mau disandingkan dengan dua, tiga orang tidak tertandingi," jelasnya.
Direktur Eksekutif Indikator Burhanudin Muhtadi mengatakan, posisi
PDI-P sekarang ini belum aman karena separuh dari pendukung Jokowi bukan
pemilih PDI-P. Internal partai diharapkan solid agar mampu mengangkat,
menyosialisasikan Jokowi secara masif untuk mengatrol suara PDI-P.
"Musuh PDI-P sekarang adalah dirinya sendiri mampu atau tidak berdamai dengan keadaan," ujarnya.
Burhanuddin menilai, jika dukungan terhadap Jokowi tidak diikuti
dengan konsolidasi internal maka, suara atau posisi PDI-P masih belum
aman. PDI-P diharapkan mampu meraih lebih dari 20 persen pada Pemilu
Legislatif yang digelar pada 9 April.
Hal ini penting agar PDI-P tidak tersandera untuk berkoalisi dengan
partai-partai lain. "Kalau tidak mau tersandera suara PDI-P harus lebih
dari 20 persen," katanya.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar