Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi mengaku berusaha mendekati kubu Pro-Megawati (Promeg) yang menolak pencalonannya sebagai presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. "Saya masih pendekatan ke sana (Promeg)," katanya di Banyuwangi, Jumat (4/4/2014).
Menurut dia, pendekatan itu belum membuahkan hasil. Meski begitu, dia akan tetap berusaha menjalin komunikasi. "Masih pendekatan," katanya singkat.
Jokowi menilai penolakan dari kubu Promeg itu adalah wajar dalam berdemokrasi. Dia tidak bisa memaksa kelompok lain untuk mendukungnya. "Ada yang senang, silakan. Ada yang tidak senang, juga silakan," ujarnya.
Sebelumnya, kordinator PDI Perjuangan Pro-Megawati Soekarnoputri Jawa Timur, Bido Swasono, mengatakan kubu Promeg menyatakan golput alias tak memilih. Bahkan, selama kampanye pemilu legislatif, mereka tak ikut bergerak.
Kubu Promeg, kata Bido, khawatir Jokowi akan disetir oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab bila kelak menjadi presiden. Apalagi, persoalan bangsa sangat pelik dan Jokowi belum punya pengalaman memimpin.
Menurut Bido, masalah yang dihadapi Indonesia meliputi pengangguran, krisis pangan, korupsi, utang menumpuk, dan kekayaan alam yang dikeruk perusahaan asing. Jokowi dianggap tak memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. "Ini bahaya sekali. Bagaimana Jokowi akan menyelesaikan masalah ini," katanya di Malang, 30 Maret lalu.
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar