Jumat, 04 April 2014

Kampanye Jokowi Banyak yang Tidak Penting

Wakil Sekjen Partai Demokrat Saan Mustopa mengkritik kampanye yang dilakukan Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya banyak kampanye yang dilakukan Jokowi tidak penting.
"Yang muncul adalah kampanye tidak penting, yang ada itu 'blusukan', kalau (Jokowi) ditanya platform jawabannya Aku Ora opo-opo (red. aku tidak apa-apa)," ujarnya di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Jumat (4/4/2014).
Menurut Saan, jawaban yang terlontar dari mulut Jokowi tersebut saat kampanye sama sekali tidak memberikan informasi apa-apa ke masyarakat.
Karena itulah lanjut Saan dirinya mengimbau jangan sampai suasana politik usai pemilu ditentukan karena faktor ketokohan.
Saan menjelaskan, pencapaian elektabilitas berdasarkan tokoh dan bukan karena visi-misi partai, adalah suatu hal yang mengkhawatirkan jika terjadi dalam jangka panjang.
"Ini tantangan semua pihak, jangan sampai suasana politik kita ditentukan oleh faktor ketokohan. Ketokohan dalam jangka pendek itu pragmatis, dalam jangka panjang tu mengkhawatirkan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu ia juga menjelaskan, faktor ketokohan muncul karena partai gagal melakukan kaderisasi. Sehingga yang dilakukan partai adalah menjual ketokohan kader untuk meningkatkan elektabilitas, dan bukannya menjual visi-misi.

Sumber :
tribunnews.com

2 komentar:

  1. Bagi pa mus ga penting, bagi yg laen penting, kampanye blusukan ga perlu kluar kocek byk, mendatangi rakyat lsg, bicaranya pa jkw simple, mdh dimengerti n ga berbelit belit

    BalasHapus
  2. Bagi orang yg mengatasnamakan demi rakyat digaji tiap bulan puluhan juta namun suka duduk di ruang berAC, takut terik matahari, debu, bau keringat rakyat sdh tentu membenci P Jokowi yg gemar blusukan karena yakin akan tersaingi bahkan tersingkir dari hati rakyat. Bukankah para pejabat, ca dan wapres, caleg dari partai lain juga dari dulu sampe sekarang saat kampanye turun ke lapangan, berkumpul dg rakyat, senyam senyum, bersalaman, membagikan bola bahkan duit itu juga disebut blusukan (tapi pura2), karena setelah terpilih ogah turun ke rakyat?
    Sudahlah Pak. Lebih baik temani Anas urbaningrum sana?

    BalasHapus