Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi menilai isu "calon presiden boneka" tidak berhasil mengurangi dukungan publik pada bakal capres dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi). Penilaian itu merujuk pada survei yang dilakukan pada medio Februari-Maret 2014.
Burhanudin menjelaskan, sebanyak 82 persen responden survei menyatakan penetapan Jokowi sebagai bakal capres oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri merupakan keputusan politik yang biasa terjadi. Penetapan itu juga dipercaya tak ada kaitannya dengan isu bahwa Jokowi akan mudah dipengaruhi oleh Megawati jika terpilih menjadi presiden nanti.
"Penetapan Jokowi dianggap hal yang biasa. Jadi kalau mau menggoreng isu capres boneka, itu tidak berhasil menjatuhkan Jokowi," kata Burhanudin saat memaparkan hasil survei di Jakarta, Jumat (4/4/2014).
Dari seluruh responden, kata Burhanudin, hanya 15 persen yang menyatakan bahwa Jokowi akan menjadi pemimpin boneka yang mudah dikendalikan. Sementara responden sisanya tidak memberikan jawaban.
Masih berdasarkan
survei ini, 81% warga tidak tahu tentang perjanjian batu tulis tersebut
dan hanya 19% yang tahu. Bahkan 52% menyatakan kesepakatan tersebut
tidak mengikat karena pasangan Megawati-Prabowo kalah dalam pemilu 2009
sehingga PDIP tidak mesti mendukung Prabowo sebagai capres pada Pilpres
2014.
Sementara 31% menilai kesepakatan tersebut mengikat dan PDIP
seharusnya mendukung Prabowo sebagai capres dalam Pilpres tahun ini.
"Hanya 19% warga tahu atau pernah dengar dan mayoritas yang tahu
menganggap kesepakatan tersebut tidak mengikat," ujar Burhanuddin.
Dalam
survei itu juga disimulasikan efek dukungan kepada warga yang
menyatakan kesepakatan batu tulis bersifat mengikat. Alhasil efek
dukungan terhadap Prabowo mencapai 36% atau lebih tinggi namun tidak
bisa unggul telak dari Jokowi 31%.
Adapun yang menilai kesepakatan
Batu Tulis tidak mengikat, Jokowi unggul telak dari Prabowo yakni 64%
dibandingkan Prabowo yang hanya 8%. Berdasarkan berbagai isu Jokowi
tersebut sebagian besar warga meminta Jokowi untuk mencalonkan diri
sebagai Presiden. Dukungannya mencapai 65% unggul telak dibandingkan
Prabowo 8%, Wiranto 7%, Aburizal Bakrie 4%, lainnya 9% dan tidak tahu
6%.
Indikator Politik memasukkan isu capres boneka ke dalam survei karena isu itu sempat menyedot perhatian publik. Sejumlah elite partai lain menilai Jokowi hanya boneka Megawati. Penilaian tersebut dibantah oleh PDI-P. Penetapan Jokowi sebagai bakal capres disebut telah melalui proses panjang dan mempertimbangkan tingginya dorongan publik.
Survei ini dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 1.220 orang yang tersebar di berbagai wilayah dan telah memiliki hak memilih dalam pemilu. Metodologi survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan margin of error 2,9 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Quality control pada hasil survei dilakukan secara random pada 20 persen responden. Indikator politik mengaku melakukan survei bekerjasama dengan salah satu media nasional yang menjadi penyokong dananya. Jumlah dana yang digelontorkan untuk survei ini tidak disebutkan.
Sumber :
- tribunnews.com
- bisnis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar